Iklan

Iklan

,

Iklan

Kokohkan Ekonomi Umat, Ketua PP Muhammadiyah Ajak Buy The Muslim Product First!

Redaksi
Senin, 23 Oktober 2023, 20:11 WIB Last Updated 2023-10-23T13:11:38Z


JAKARTA
– Meski kaum muslimin menjadi penduduk mayoritas di Indonesia dengan proporsi 86,8%, namun dalam penguasaan ekonomi kaum muslimin masih minoritas. Kaum muslimin hanya menguasai sektor ekonomi dengan proporsi sekira 10%.


Prihatin dengan realitas ini, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Anwar Abbas mendorong umat untuk membangun kesadaran ekonomi dan melakukan aktivitas ekonomi yang saling menguatkan di antara mereka (ta’awun).


Dalam Kajian Ahad di TvMu, Ahad (22/10/2023), dirinya menyebut hal ini terjadi karena beberapa sektor produksi strategis tidak dikuasai umat. Kaum muslimin bahkan cenderung menjadi objek dan konsumen bagi barang-barang sehari-hari (kebutuhan domestik rumah tangga) sampai rokok yang dalam setiap tahun menghasilkan laba hingga ratusan triliun.


Tak heran, keadaan tersebut menjadikan pemilik sektor produksi di atas sebagai orang terkaya di Indonesia dalam daftar yang disusun oleh Majalah Forbes.


Anwar Abbas lantas mengisahkan momen saat berbincang dengan Raja Perlis terkait kondisi ini yang juga dialami di beberapa negara muslim seperti Malaysia. Raja Perlis kata dia menyarankan agar ada konsolidasi di kalangan umat untuk memprioritaskan pembelian pada produk umat terlebih dahulu.


“Itu raja Perlis ini bilang sama saya ada sebuah paradigma baru yang kami usung dan kami kembangkan di Perlis, namanya buy the muslim product first, belilah produk-produk orang Islam terlebih dulu. Jadi kalau masih ada produk orang Islam ya belilah produk itu,” kata dia.


Menurut Anwar Abbas, konsep tersebut dalam bidang ekonomi selaras dengan maksud konsep closed loop economy. Membeli barang dari sembako sampai daging dan barang-barang non konsumtif lainnya diprioritaskan di kalangan umat muslim.


“Maka dengan itu ekonomi kita akan kuat dan ekonomi umat Islam ini akan maju,” ujarnya.


“Kalau kita perkecil, jadi kalau masih ada produk-produk orang Muhammadiyah ya belilah produk tersebut. Kalau tidak ada di kalangan Muhammadiyah ya cari di kalangan umat ini. Kalau ada di NU kita beli di NU, kalau ada di Persis kita beli di Persis, kalau ada di Al-Wasliyah kita beli di Al-Wasliyah gitu dan kalaulah seandainya umat ini pola belanjanya seperti itu, maka menurut saya orang terkaya di negeri ini ya beragama Islam,” imbuhnya. ***(afn)

Iklan