Iklan

Iklan

,

Iklan

Ketua PW Muhammadiyah Jabar Puji Hihid ala Mahasiswa Baru UM Bandung di PesonaMu 2022

Redaksi
Kamis, 22 September 2022, 11:16 WIB Last Updated 2022-09-22T04:16:17Z


Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat, Ir H Suhada dalam sambutannya pada pembukaan PesonaMu 2022 hari Rabu (21/09/2022) menyampaikan pujian atas kreativitas para mahasiswa baru yang dalam kegiatan ini memakai name tag dari kipas anyaman bambu atau biasa dikenal dengan hihid (Sunda).


“Name tag itu biasanya terbuat dari kertas yang bagus, yang bening, dan ukurannya kecil, tapi harganya mahal, tapi kita melihat di sini name tag kita terbuat dari hihid,” ungkapnya.


Menurutnya, ini adalah sebuah kreativitas yang dapat memberdayakan para pelaku ekonomi, terutama bagi para pengrajin dan penjual hihid.


“Bisa dibayangkan di sini ada 1700 mahasiswa yang memakai name tag terbuat dari hihid, artinya ada saudara-saudara kita yang pengrajin hihid baik yang di Ciwidey maupun di Rajapolah itu tertolong dengan program PesonaMu kita,” pujinya.


“Ini berarti spirit Universitas Muhammadiyah Bandung dengan jargon Islamic Technopreneur University itu nyata sudah ditanamkan sedari awal,”tambah Suhada.


Suhada mengatakan, jikalau kreativitas tersebut terus ditingkatkan, maka membuka peluang berkolaborasi bersama Universitas Aisyiyah Bandung (Unisa Bandung) untuk mengembangkan sebuah bisnis ekonomi berkemajuan.


“Kalau potensi kerajinan ini bisa kita lestarikan, dan dikemas dengan lebih baik lagi, ini bisa menjadi komoditas pariwisata.”


“Kebetulan di Universitas Aisyiyah (Unisa) kita ada prodi pariwisata, bisa jadi anak-anakku sekalian yang menjadi produsen hihid yang berkemajuan, kemudian nanti yang memasarkannya prodi pariwisata di Unisa,”ujarnya.


Terakhir, Suhada menerangkan bahwa Muhammadiyah memiliki berbagai Amal Usaha Muhammadiyah yang tersebar di mana-mana, sehingga para mahasiswanya sebagai calon penerus amal usaha tersebut mestilah memiliki kompetensi yang bermutu.


“Karena dalam perspektif dakwah Muhammadiyah, bahwa amal usaha itu merupakan ujung tombak, tentu mahasiswanya tidak boleh berprestasi asal-asalan, tetapi harus memperlihatkan kapasitas yang memadai untuk dakwah dalam konsep Islam berkemajuan,“ pungkasnya. (Aqbil WAK/muhammadiyah-jabar.id).

Iklan