Iklan

Iklan

,

Iklan

Nabi Muhammad Tetap Welas Asih Meski Dibentak

Redaksi
Rabu, 28 September 2022, 07:55 WIB Last Updated 2022-09-30T07:01:52Z


Oleh: KH. Irfan Amalee, MA & Ustadz Dadan Ramadhan, S.Ag


Mulai hari ini, saya dan Abah Dadan Ramadhan akan membagikan cerita teladan Nabi kita yang welas asih (nabiyurrahmah). Selamat menyimak 40 Kisah Terpilih Nabi yang Welas Asih (Nabiyurrahmah).


Pada siang yang terik di Madinah, seorang dari suku Beduin mendatangi Rasulullah Saw.


“Wahai Rasulullah, di daerah kami sedang terjadi kelaparan. Jika dibiarkan kami khawatir mereka akan meninggalkan Islam karena kondisi sulit ini.”


Mendengar ini, Rasulullah bertanya pada Ali RA apakah masih ada sisa uang yang bisa diberikan untuk membantu suku yang kelaparan tersebut. Tapi ternyata tak ada uang yang tersisa.


Kebetulan di sana ada Zaid Bin San’ah yang juga sedang bertamu kepada Rasulullah Saw. Zaid adalah seorang pemuka agama Yahudi. Zaid menawarkan bantuan:


“Wahai Rasulullah, jika engkau mau, aku bisa menawarkan sebuah transaksi jual beli. Aku akan meminjamimu uang. Engkau bisa membayarnya dengan kurma, saat engkau panen nanti.”


Rasulullah setuju, menerima uang pinjaman itu dan langsung memberikannya pada orang beduin sambil berkata:


أَعْجِلْ عليهم وأَغِثْهُمْ بِهَا


“Segera bagikan dan beri makan makan mereka dengan uang ini”


Beberapa hari sebelum panen, tiba-tiba Zaid bin San’ah datang menemui Rasulullah Saw. Saat itu Rasulullah sedang duduk di bawah rindangnya pohon kurma, dikelilingi oleh para sahabatnya.


Dengan wajah yang tak ramah, Zaid menarik kerah baju Rasulullah Saw sambil membentak:


أَدِّمَاعَلَيْكَ مِنْ حَقٍّ وَمِنْ دَيْنٍ يَا مُحَمَّدُ فَوَاللّٰهِ عَلِمْتُكُُمْ يَا بَنِي عَبدِالمُطَلِّبِ إِلاَّمُطِلاًّفِي أَدَاءِالحُقُوْقِ وَسَدَادِالدُّيُونِ


“Bayar hutangmu wahai Muhammad! Aku tahu keturunan Abdul Mutholib itu suka meminjam uang tapi sulit mengembalikan!”


Umar Bin Khathab yang ada dekat Rasulullah langsung naik pitam, karena tak terima Rasulullah diperlakukan kasar.


“Wahai musuh Allah, berani-beraninya kamu bersikap kasar seperti kepada Rasulullah! Demi zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya aku tak takut peringatan Rasul, sudah kupenggal lehermu!”


Tapi Nabi Muhammad Saw. tetap tenang dan menenangkan Umar. Rasul meminta Umar untuk memberikan kurma senilai uang yang dipinjamkan Zaid. Bahkan Umar melebihkan 20 butir dari yang seharusnya sesui perintah Rasulullah Saw.


Zaid sangat takjub dengan sikap Rasulullah Saw yang begitu welas asih. Hingga akhirnya Zaid menceritakan maksud dia sesungguhnya.


Dia bersikap kasar kepada Rasulullah sebetulnya hanya ingin membuktikan tanda kenabian yang dia baca di kitab Taurat. Dalam kitab itu disebutkan bahwa tanda kenabian dari Nabi terakhir adalah,


يَسْبِقُ حِلْمُهُ غَضَبَهُ


"Ketenangan dan kelembutannya melampaui kemarahannya."


وَلاَيَزِيْدُهُ شِدَّةُالجَهْلِِ عَلَيْهِ إِلاَحِلْمًا


"Sikap kasar orang bodoh tidak akan membuatnya apa-apa kecuali malah tambah hilm (tenang dan lembut)."


Dan hari ini Zaid membuktikan dan menyaksikan langsung tanda kenabian itu dari wajah dan sikap Rasulullah Saw.


Akhirnya Zaid Bin Sa’nah, seorang alim Yahudi, membaca dua kalimat syahadat sebagai tanda masuk Islam setelah menyaksikan sikap welas Asih Rasulullah Saw.


Allahumma Shalli ‘Alaa Muhammad …!


Sumber:

1. Golden Moral A Collection of Stories from Seerah karya Abdul Malik Mujahid, Maktaba Darus-Salam 2014 Riyadh.


2. Al-Mu’jam al-Kabir karya At-Thabrani (21154), Dala’il an-Nubuwah karya Al-Bayhaqi, Al-Ahadits at-Tawwal karya At-Thabrani.

Iklan