YOGYAKARTA — Rasulullah SAW memberikan perhatian yang besar terhadap amalan salam. Nabi Agung ini memotivasi umatnya untuk senantiasa menanamkan dan mempraktekkan salam dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hadis disebutkan: "Maukah aku tunjukkan kalian pada sesuatu yang jika kalian lakukan kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian." (HR. Muslim).
Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman menerangkan beberapa makna menyebarkan salam.
Pertama, mengucapkan kalimat salam “Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh” kepada siapapun yang kita temui. Kedua, bukan hanya diucapkan, umat Islam didorong untuk menyebarkan perdamaian. Orang yang telah selesai menunaikan ibadah salat seharusnya menjadi umat yang paling depan dalam menciptakan keadaan damai.
Allah SWT juga memerintahkan kita untuk saling menebar salam, terutama ketika kita sedang bersilaturahmi ke rumah seseorang.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (QS. An-Nur: 27).
Selain menebar salam, Agus juga mengajak untuk rajin salat malam. Menurutnya, salat tahajud (qiyamul lail) merupakan salah satu ibadah sunnah yang memiliki sejumlah keistimewaan.
Ganjarannya dapat menjadi calon penghuni surga, Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (surga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar,” (QS. Adz Dzariyat ayat 15-18).
Selain memiliki keutamaan spiritual, salat malam juga mengandung manfaat secara medis. Mengutip sebuah penelitian yang dilakukan oleh Guru Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya Mohammad Sholeh membuktikan bahwa salat tahajud yang dijalankan dengan gerakan tepat, rutin, dan tentu saja dengan tulus ikhlas bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
“Berdasarkan penelitian Prof Sholeh ini, mereka yang rajin tahajud kortisol darahnya rendah, sistem kekebalan tubuhnya lebih baik. Kesehatan spiritual itu sangat berhubungan dengan kesehatan fisikal. Pahala dapat, sehat juga dapat,” ucap Agus dalam acara yang diselenggarakan Kementerian Sekretariat Negara di Istana Kepresidenan Yogyakarta pada Kamis (11/5/2023).
Bukan hanya tahajud, amalan yang mendapatkan pahala sekaligus kesehatan ialah menjalin silaturahmi.
Dalam hadis disebutkan: “Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, shalatlah di malam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.” (HR Ibnu Majah).
Ada juga hadis menyebutkan: “Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan ditambah umurnya, maka hendaklah menjalin silaturrahim.” (HR Bukhari).
“Berdasarkan penelitian yang dilakukan akademisi Harvard, faktor utama manusia mendapatkan kebahagiaan, sehat, dan panjang umur adalah relasi sosial yang baik. Bahasa kita adalah silaturahmi. Banyak yang bermasalah karena mungkin merasa sendiri dan kesepian. Ingin sehat dan bahagia? Jalin silaturahmi,” ucap Agus.***