SLEMAN – Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal mengajak supaya mubalig serta warga Muhammadiyah semuanya untuk meneladani sikap toleran Rasulullah Muhammad.
Ajakan tersebut disampaikan Dosen UMY ini pada (5/5) dalam Pengajian dan Silaturahim Warga Muhammadiyah Depok, Caturtunggal Sleman. Dia menekankan, dakwah tidak boleh memperuncing perbedaan dan menimbulkan perpecahan.
“Hikmah dalam berdakwah mencakup sikap toleran, saling menghormati, dan mengedepankan dialog konstruktif, sehingga dakwah menjadi sarana yang mengajak dan membimbing, bukan menimbulkan perpecahan,” ujarnya.
Dakwah Muhammadiyah, sambungnya, harus dilakukan dengan hikmah, mencerminkan kelembutan, serta wajah humanis, dan menggembirakan sehingga bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.
Secara organisatoris, dakwah Muhammadiyah yang dilakukan secara bil hikmah telah membuah hasil dan menunjukkan implementasi konkret dari ajaran Agama Islam melalui berdirinya berbagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
Bahkan menurutnya model dakwah yang dilakukan Muhammadiyah tak hanya menyentuh aspek spiritual, melainkan juga sosial. Sebab selain meningkatkan spiritualitas, gerakan dakwah Muhammadiyah juga meningkatkan kesejahteraan.
Menyinggung inti ajaran Islam, Fathurrahman Kamal menyampaikan bahwa substansi dari ajaran Islam adalah keadilan – keseimbangan atau wasathiyah. Sehingga gerakan dakwah Muhammadiyah tak hanya dirasakan oleh umat Islam saja.
“Islam mengajarkan bahwa setiap individu memiliki martabat yang sama di hadapan Allah, tanpa memandang agama, suku, atau status sosial,” jelasnya.
Menurutnya, Rasulullah SAW telah memberi teladan sikap toleransi yang tinggi, bahkan dalam kondisi konflik sekalipun. Hal ini menjadi fondasi untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan damai.
“Islam mengajarkan manusia untuk tidak berlebihan, baik dalam memanfaatkan alam maupun dalam berinteraksi sosial. Sikap moderat dan penuh kesadaran adalah kunci dalam menjaga keseimbangan tersebut,” ujarnya.***