Identitas Muhammadiyah adalah gerakan amal. Karenanya, Muhammadiyah lebih sibuk kepada kerja-kerja keumatan yang nyata, demikian jelas Sekretaris MPM PP Muhammadiyah, Bachtiar Dwi Kurniawan.
“Namanya gerakan amal tidak (terlarut dalam) wacana, jadi di Muhammadiyah tentu tidak banyak diskusi, tidak banyak polemik, tidak banyak dialektika, tapi lebih banyak berbuat, berkontribusi untuk kebaikan dan untuk kemajuan masyarakat,” ucapnya dalam forum Muktamar Talk TvMu, Jumat (2/9/2022).
Secara garis besar, kegiatan Muhammadiyah kata dia berangkat dari visi-misi Rencana Strategis (Renstra) 20 tahun Muhammadiyah 2005-2025/2027. Tujuan dari adanya rencana strategis ini adalah memacu kontribusi Muhammadiyah dalam kehidupan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta secara global.
Meski saat ini capaian Persyarikatan dianggap telah mengalami lompatan positif, Renstra ini bakal dipertajam dalam Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 di Solo, Jawa Tengah, November besok.
Menurut Ketua Pusat Studi Muhammadiyah UMY ini, sedikitnya ada tiga hal yang pasti dibahas dalam Musyawarah Tertinggi Muhammadiyah nanti. Antara lain konsep teologis, sains dan iptek, serta filantropi dan humanitarian (program-program kemanusiaan).
“Pertama dengan konsep teologis, pemahaman keagamaan Islam di era digital ini memang perlu penyegaran, penajaman dan penguatan. Dan bagaimana Muhammadiyah bisa mengakselerasi terhadap bidang-bidang kehidupan dunia yang berubah dengan pesatnya,” jelas Bachtiar.
Formulasi dan penguatan konsep teologi ini diharapkan mampu memperkuat praksis dan ideologi Muhammadiyah sebagai gerakan keagamaan.
“Lalu kedua, penguatan dari sisi sains. Muhammadiyah ke depan akan lebih fokus dan tajam lagi terhadap pengembangan sains di lembaga pendidikan Muhammadiyah sehingga punya daya hadap yang bagus dalam perkembangan zaman,” terangnya.
Ketiga, Bachtiar menyebut adanya penajaman konsep filantropis dan humanitarian berbasis ta’awun sehingga kerja-kerja kemanusiaan Muhammadiyah yang selama ini sudah menjangkau banyak negara seperti Palestina, Myanmar, Nepal, dan beberapa negara lainnya bisa semakin kokoh.
“Penguatan-penguatan pada sisi humanitarian, filantropi, sains dan teologi keagamaan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah keagamaan itu akan dilakukan penguatan dan abstraksi. Ini kira-kira bocoran bagaimana program Muhammadiyah ke depan,” pungkasnya. (afn)
Sumber: muhammadiyah.or.id