Iklan

Iklan

,

Iklan

Masjid Muhammadiyah Pusat Gerak Peradaban Berkemajuan

Redaksi
Kamis, 15 September 2022, 19:13 WIB Last Updated 2022-09-15T12:13:29Z


Sejarah perkembangan peradaban Islam tidak bisa dipisahkan dari keberadaan masjid. Rasulullah pun ketika pertama kali hijrah ke Madinah atau Yatsrib waktu yang beliau bangun bukanlah pusat pemerintahan, melainkan masjid sebagai pusat bertemunya segala kepentingan umat.


Masjid oleh Nabi Muhammad dijadikan bukan hanya sebagai tempat ibadah khusus, tetapi juga sebagai pertemuan-pertemuan untuk membahas masalah-masalah keumatan yang sifatnya umum.


Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir sepakat dengan ini. Dirinya mendorong supaya masjid-masjid Muhammadiyah sebagai tempat membangun kesalehan kolektif.


Dalam khutbah ba’da Salat Dhuhur di Masjid Darussalam Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Getassrabi, Kabupaten Kudus (11/9), Haedar menyampaikan supaya masjid-masjid Muhammadiyah sebagai tempat penyemaian pemikiran maju dan pembangunan kesalehan kolektif.


Menyampaikan tentang kisah KH. Ahmad Dahlan yang meluruskan arah kiblat Masjid Gedhe Kauman, Haedar menyebut kejadian tersebut merupakan contoh bagaimana seorang kiai yang mengajarkan pemikiran maju, yang melintas zaman atau masanya. Kisah itu juga menegaskan bahwa masjid juga sebagai pusat membangun peradaban.


“Kiai Dahlan mengajarkan Ilmu Falak yang itu merupakan cara berpikir maju sesuai dengan syariat Islam, maju sesuai dengan ajaran Islam. Maka ketika kita sekarang ini melihat ribuan masjid, kemudian masjid itu sebagai pusat ibadah, hanya rutinitas sholat jamaah. Masjid bukan hanya tempat ritual menjalankan ibadah khusus, tapi juga ibadah secara umum,” ucap Haedar.


Guru Besar Sosiologi ini menjelaskan, bahwa aktivitas yang terhitung ibadah dalam Islam bukan hanya ibadah khusus saja atau mahdhah, melainkan banyak hal. Termasuk membangun relasi sosial dan kesalehan kolektif untuk kebaikan. Melalui pemahaman seperti itu, diharapkan masjid-masjid Muhammadiyah menjadi pusat membangun peradaban yang maju.


“Masjid-masjid Muhammadiyah tidak hanya menjadi tempat ritual semata. Maka masjid harus menjadi pusat hadharah, pusat membangun peradaban”. Tutur Haedar.


Membangun peradaban dan memperbaiki relasi sosial kepada manusia dan seluruh alam, kata Haedar, merupakan bagian dari ibadah dan terhitung pahala. Masjid-masjid Muhammadiyah juga sebagai pusat gerakan baik itu organisasi otonom, majelis dan seluruh elemen di Muhammadiyah untuk menjadikannya sebagai gerakan yang menyelamatkan orang di dunia dan akhirat.


Sumber: muhammadiyah.or.id

Iklan