Ustadz kondang Adi Hidayat mengajak supaya kader Muhammadiyah tidak sungkan dan malu dalam menunjukkan identitas kemuhammadiyahan yang dimilikinya. Kebanggaan tersebut harus ditampakkan, sebab tiga alasan yang memang membanggakan.
Menurutnya, dimana pun, kapanpun, dan berkiprah dalam suasana apapun jangan pernah sungkan untuk mengatakan bahwa dirinya adalah kader Persyarikatan Muhammadiyah.
“Saya ingin menegaskan kembali supaya tidak ada statemen yang diucapkan oleh Pak Rektor dan Prof. Dadang Kahmad tadi. Adi Hidayat adalah kader tulen Muhammadiyah,” ucapnya
Tiga alasan tersebut, kata Ustadz Adi, merupakan kebanggaan dan menjadi ciri khas bagi Muhammadiyah, yang pertama, Muhammadiyah merupakan jalan hidup yang mengikuti petunjuk Nabi Muhammad, melalui cicitnya yaitu KH. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah.
“Patut diingat KH. Ahmad Dahlan yang mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah itu 18 November 1912, 8 Dzulhijjah 1330, merupakan keturunan Nabi yang tidak ada perbedaan pendapat didalamnya tersambung kepada Rasulullah Saw,” ucapnya.
Di acara Tabligh Akbar Menyongsong Muktamar ke-48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah, Sabtu (8/10) di Edutorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), UAH menyebutkan secara lengkap nasab keturunan KH. Ahmad Dahlan sampai Nabi Muhammad dan Nabi Adam AS.
Kedua, pengorbanan kader-kader Muhammadiyah untuk bangsa dan negara tidak bisa disangkal. Pengabdian dan amal salih yang dilakukan oleh Kader Muhammadiyah diwakafkan untuk kemanfaatan yang luas. Namun demikian, kader-kader Muhammadiyah yang mewakafkan diri untuk umat dan bangsa, tidak boleh lupa kepada induknya.
“Wakaf itu tidak mengharuskan kita lupa kepada induknya, penting saya garis bawahi kalimat ini, karena beberapa kali saya menemukan unsur utusan dari Muhammadiyah malu menunjukkan Muhammadiyah nya,” tuturnya.
“Dimana pun, kapanpun dan berkiprah dalam suasana apapun jangan pernah merasa sungkan untuk mengatakan saya kader Persyarikatan Muhammadiyah,” tegas Ustadz Adi.
Ketiga, jika mengikuti Khittah dan Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM) akan selamat sampai menuju Allah SWT. Menurutnya, pedoman ber-Muhammadiyah mengacu kepada Al Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad.
Pada kesempatan, Ustadz Adi yang juga Kader Muhammadiyah ini mengapresiasi pembangunan Edutorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), yang diketahui bahwa modal pembangunan gedung ratusan miliar rupiah ini yang semuanya didanai oleh persyarikatan.
Sumber: Muhammadiyah.or.id