Iklan

Iklan

,

Iklan

Upaya SD Aisyiyah Cianjur Kembali Bangkit Pasca Rusak Berat Terdampak Gempa

Redaksi
Selasa, 06 Desember 2022, 09:32 WIB Last Updated 2022-12-06T02:32:41Z


CIANJUR
– Musibah gempa bumi di Kabupaten Cianjur dengan magnitudo sebesar 5,6 Skala Richter pada Senin, 21 November 2022 meruntuhkan ratusan bangunan. Salah satu yang terdampak cukup serius adalah SD Aisyiyah Islamic Center Cianjur.


Berdasarkan data dari Korwilsatpeldikdas Kecamatan Cianjur disebutkan bahwa dari total 19 ruangan yang dimiliki SD Aisyiyah, didapati 9 ruang kelas rusak berat, 9 ruang kelas rusak sedang, beserta perpustakaan rusak berat, dan dua kantor rusak sedang.


Lewat konfirmasi melalui sambungan telepon, perwakilan sekolah, Lukman menyebut kerusakan yang dialami SD Aisyiyah mencapai lebih dari 50 persen. Bangunan dua lantai itu kini berantakan karena dinding retak, plafon jatuh, genteng-genteng habis dan sebagian dinding roboh.


“Kemarin sudah ada pemeriksaan dari KemenPUPR, untuk kelas atas, lantai 2 tidak bisa digunakan. Karena 70 persen rusak, harus ada penanganan khusus apakah itu renovasi. Tapi kalau direnov, misalkan ada gempa lagi (kerusakannya) akan semakin parah,” ungkap Lukman khawatir.


Pasca gempa bumi terjadi, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tidak dapat dilakukan karena kondisi bangunan yang berbahaya dan tidak kondusif. Langit-langit terbuka, plafon menggantung dan air merembes jika terjadi hujan.


Untuk menjamin hak para siswa mendapatkan pendidikan, pekan lalu pihak sekolah kata Lukman telah menggelar rapat dengan komite kelas, Dikdasmen Muhammadiyah, dan Kepala Sekolah. Semua pihak pun sepakat menggelar KBM kembali dengan sistem shift. Apalagi mengingat bahwa jumlah siswa SD Aisyiyah ini cukup banyak yaitu 470 siswa.


“Tapi ketika sudah final, ada informasi dari dinas bahwa pembelajaran bagi sekolah terdampak harap ditunda dulu, sehingga kesepakatan itu batal dengan waktu yang tidak ditentukan,” keluhnya.


Pada Sabtu (3/12/2022), rombongan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang terdiri dari MDMC, dan ‘Aisyiyah sempat meninjau SD Aisyiyah. Pada kesempatan itu kata dia juga telah ada arahan untuk bantuan tenda guna kegiatan belajar para siswa.


Namun karena adanya arahan dari perwakilan dinas di atas, maka bantuan tenda menurutnya tidak begitu membantu karena KBM tidak bisa dilakukan untuk sementara waktu.


Selama gempa terjadi, delapan orang dari 31 tenaga pendidikan SD Aisyiyah terdampak, termasuk sebanyak 40 siswa. Dampak yang mereka alami adalah kerusakan rumah dari kategori ringan sampai berat (roboh). Lukman bersyukur karena untuk sebagian kebutuhan para penyintas terdampak ini sudah dapat ditangani oleh pihak sekolah.


Prioritas utama yang dibutuhkan oleh SD Aisyiyah sendiri kata dia adalah pulihnya bangunan sekolah sebagai syarat agar KBM bisa kembali dijalankan.


Namun sejauh ini, kata dia belum ada kepastian kapan pembangunan dari KemenPUPR bakal dilakukan, termasuk dari MDMC yang telah mendata kerusakan.


Tidak adanya kepastian ini menurutnya bakal menggantung kejelasan nasib 470 siswa yang ada. Mengingat pemulihan proses KBM akan segera dilakukan begitu batas masa darurat bencana sudah selesai.


“Karena kalau misal memang sudah ada keputusan pembelajaran dalam waktu dekat ini, kemudian anak-anak belum bisa melaksanakannya karena proses pembangunannya itu kita belum jelas gitu konfirmasi kapan dibangunnya, kapan renovnya,” pungkas Lukman. ***

Iklan