YOGYAKARTA — Petani sebagai ‘Soko Guru’ bangsa Indonesia, oleh karena itu petani diharapkan bukan sebagai objek tetapi subjek perubahan. Selain juga untuk peningkatan kesejahteraan petani Indonesia. Dalam melakukan itu, dibutuhkan kolaborasi dan sinergi antara pemerintah dan Muhammadiyah.
Supaya bergerak menjadi subyek perubahan, menurut Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamien, petani harus memperkuat dan memposisikan diri supaya memiliki nilai tawar yang tinggi salah satunya dengan berkelompok atau berjamaah.
Demikian disampaikan oleh Yamien pada, Selasa (9/5/2023) di acara Kabar MPM #2 “Geger Tani” : Strategi Pertanian dalam Menghadapi El-Nino secara daring. Dia menambahkan, di Muhammadiyah saat ini sudah dibentuk Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM).
Yamien berharap, JATAM akan terus tumbuh dan berkembang, bukan hanya berjumlah ribuan jamaah tapi juga sampai dengan angka jutaan yang berasal dari seluruh Indonesia. Hematnya, jika petani mampu mengorganisir dirinya akan memiliki banyak manfaat.
“Seandainya itu bersatu, berjamaah akan menjadi kekuatan ekonomi. Dan oleh karena itu menjadi sebuah kebersamaan dalam Jamaah Tani Muhammadiyah itu hal yang kita cita-citakan bersama.” Ungkapnya.
Ke depan, Muhammadiyah berharap JATAM menjadi bagian wadah untuk menghimpun kekuatan ekonomi pertanian, yang berimplikasi pada kesejahteraan petani itu sendiri. Oleh karena itu, Yamien mendorong petani untuk memunculkan kreativitas dan ide supaya menjadi sebuah kekuatan besar petani Indonesia.
“Jamaah Tani Muhammadiyah untuk menginformasikan dan mengkonfirmasikan JATAM di wilayah masing-masing, sehingga pada saatnya kita akan bertemu di forum yang lebih besar dan kita menjadi sebuah kekuatan ekonomi pertanian dalam Jamaah Tani Muhammadiyah.” Imbuhnya.
Yamien menambahkan, bahwa dalam usaha memajukan, memberdayakan dan menyejahterakan petani Indonesia dibutuhkan kolaborasi dan sinergi multi pihak dan pemangku kepentingan. Termasuk antara Muhammadiyah dengan pemerintah.
Atas usaha MPM PP Muhammadiyah memajukan petani Indonesia, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan apresiasi. Pasalnya, berbicara mengenai ketersediaan pangan bagi masyarakat Indonesia dan kesejahteraan petani merupakan masalah yang pelik untuk dihadapi, maka pemerintah memerlukan sinergi dengan civil society.
“Oleh karena itu kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada PP MPM Muhammadiyah yang telah menyelenggarakan ini.” Ungkapnya.
Secara pribadi, Syahrul Yasin Limpo merupakan anak dari pasangan orang tua dari Muhammadiyah. Oleh karena itu, dia meyakini setiap gerak yang dilakukan oleh Muhammadiyah bukan hanya akan memberikan manfaat kepada Muhammadiyah saja, tetapi kepada seluruh umat dan bangsa.
Pertemuan dengan Muhammadiyah, lebih-lebih yang setopik dengan bidang yang digelutinya yakni pertanian memberikan makna mendalam bagi dirinya. Kemuhammadiyahan yang dipahami, adalah organisasi yang berkontribusi kepada negara dengan menghadirkan kemajuan pada umat dan bangsa.***