Iklan

Iklan

,

Iklan

Reinstal Dakwah Islam Berkemajuan Muhammadiyah untuk Muda-Mudi

Redaksi
Senin, 17 Juli 2023, 09:05 WIB Last Updated 2023-07-17T02:05:23Z


JAKARTA
– Dalam beberapa tahun terakhir, gerakan hijrah semakin populer bagi remaja muslim di Indonesia. Definisi kelompok hijrah bergeser dari makna negatif kepada makna baru yang lebih positif dan terbuka.


Kelompok hijrah berhasil menjangkau berbagai komunitas anak muda dengan pendekatan baru. Beberapa figur yang bergabung, bahkan mengubah penampilan dan gaya hidupnya secara drastis dengan kesan yang lebih Islami.


Kesuksesan dakwah kelompok hijrah tersebut menurut peneliti BRIN, Wahyudi Akmaliah, menjadi tantangan tersendiri bagi organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.


Sebab, alih-alih bergabung dengan organisasi keagamaan yang mapan, mereka seperti melepaskan diri dari otoritas ulama tradisional dan memiliki panutannya sendiri lewat tokoh-tokoh yang menjadi penggerak gerakan hijrah.


Dalam Pengajian Bulanan PP Muhammadiyah, Jumat (14/7/2023), Wahyudi lantas menyebut jika fenomena ini menunjukkan belum efektifnya dakwah Muhammadiyah kepada kelompok muda dan komunitas. Faktor sosial ekonomi, kata dia juga menjadi pertimbangan dari popularitas gerakan hijrah.


Karenanya, Wahyudi berharap ada desain baru yang bisa menarik mereka kepada Persyarikatan. Muhammadiyah, kata dia memiliki potensi, modal dan sumber daya untuk menarik mereka.


“Secara ideologi mereka beririsan dengan Muhammadiyah karena punya praktek-praktek seperti purifikasi, berada di masyarakat urban, terdidik, dan imajinasi membawa umat untuk maju,” jelasnya. 


Keperluan Muhammadiyah untuk menarik kelompok hijrah tersebut, kata dia agar efek sosial seperti eksklusivitas bisa ditekan. Apalagi, jika anak-anak muda itu salah dalam memilih kelompok hijrahnya, maka mereka rawan untuk mendapatkan pemahaman yang tidak moderat.


“Muhammadiyah bisa merangkul dan menginstal dengan Islam Berkemajuan,” tambah Wahyudi.


Terakhir, Wahyudi menengarai jika gerakan hijrah tidak mesti negatif. Gerakan ini bahkan berhasil melahirkan industri dan pasarnya sendiri. Kekuatan gerakan hijrah dalam menggunakan media digital dianggapnya perlu menjadi pelajaran bagi evaluasi dakwah Muhammadiyah.


“Kalau dulu sebelumnya Muhammadiyah punya kekuatan dalam praktek budaya cetak dalam dakwah. Lalu bagaimana dalam transformasi digital? ini tantangan terbesar untuk Muhammadiyah di abad kedua ini,” pantiknya. ***(afn)

Iklan