Iklan

Iklan

,

Iklan

Dadang Kahmad: Muhammadiyah Harus Proaktif dalam Menjaga Lingkungan

Redaksi
Jumat, 22 September 2023, 18:09 WIB Last Updated 2023-09-22T11:09:27Z


BANDUNG
— Sebagai rahmat bagi seluruh alam, Islam lekat dengan perintah melestarikan lingkungan. Al-Quran misalnya menegaskan lewat Surah Hud ayat 61. Selain itu, banyak juga ayat dalam Al-Quran yang melarang keras segala bentuk perusakan di muka bumi.


Tidak berhenti pada aspek moral perintah dan larangan, Islam juga memberikan pedoman etis pada gaya hidup yang ramah lingkungan. Seperti apa caranya? Yakni dengan cara hidup tawazun (seimbang), sederhana, dan menghindari tabdzir (berlebih-lebihan) pada hal apa pun (pemakaian air, makanan, hingga sumber daya).


Kesempurnaan ajaran Islam ini, menurut Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad, harus terus diinternalisasikan ke dalam kehidupan umat sehingga kaum muslimin menjadi yang terdepan dalam melestarikan bumi. Lebih-lebih pada konteks saat ini di mana umat manusia menghadapi krisis iklim.


“Saya kira lingkungan hidup sekarang ini sebagaimana isu yang dikemukakan dalam Muktamar Muhammadiyah ke-48 kemarin di Solo yaitu tentang perubahan iklim kita sekarang akan berada dalam suasana yang tidak kondusif lagi sebagaimana akhir-akhir ini. Semua ini karena kita mengeksplorasi alam dengan semena-mena,” kata Dadang, Jumat (22/09/2023).


Dalam program Catatan Akhir Pekan TvMu, Dadang lantas mendorong Majelis Lingkungan Hidup (MLH) beserta para dai/mubalig di Muhammadiyah untuk proaktif membangun kesadaran umat. Menjaga dan melestarikan lingkungan, kata Dadang, bagian dari ibadah muamalah. 


“Muhammadiyah itu kan gerakan amar makruf nahi munkar. Dalam konteks lingkungan hidup, Muhammadiyah harus berperan bagaimana dakwah dan menyeru mereka memperbaiki lingkungan dan melarang mereka untuk merusak lingkungan,” pesannya.


Jika tidak ada kesadaran lingkungan, Indonesia pada 2050 diperkirakan mengalami suhu sampai 50 derajat Celcius. Besarnya dampak pemanasan global ini juga, kata Dadang, menuntut Muhammadiyah untuk membuat semacam tim khusus (task force) yang bergerak efektif di masyarakat.


Misalnya membimbing masyarakat melakukan pengelolaan sampah di basis rumah tangga, kampung hijau, hingga pembudayaan gerakan daur ulang (recycle).


“Oleh karena itu, mungkin sekarang ini harus ada kesadaran bersama dengan semua pihak. Kalau tidak saya kira goodbye-lah manusia, yang akan terjadi kematiannya sangat banyak dan lingkungan inilah yang seharusnya dijaga sehingga menjadikan kita ini masyarakat yang sehat,” pungkas Dadang.*** (FA)

Iklan