Iklan

Iklan

,

Iklan

Syamsul Ulum

Pengajian Muhammadiyah Cara Tepat Memahami Islam!

Redaksi
Senin, 18 Desember 2023, 13:51 WIB Last Updated 2023-12-18T06:51:08Z


KEDIRI
– Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrahman mengungkapkan perbedaan pengajian-pengajian yang diselenggarakan di internal lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah.


Hal itu diungkapkan dr. Agus pada (17/12/2023) dalam Puncak Milad ke-111 Muhammadiyah yang diadakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kediri. Menurutnya pengajian milad itu tasyakur dan tombo ati.


Pengajian atau ngaji pada perayaan milad berbeda dengan ngaji rutin yang diselenggarakan oleh warga Muhammadiyah di masjid-masjid. Ngaji yang dilengkapi dengan membuka kitab, rutin, dan tematik.


Menurutnya, bagi umat Islam, termasuk warga Muhammadiyah di dalamnya, bahwa mengaji itu adalah kebutuhan. Sebab melalui ngaji itu, umat akan paham dan mengetahui apa itu Islam, serta bisa menjadi sarana menuju surga Allah SWT.


Agus sering menggambarkan, bahwa gagal menjadi dokter belum tentu gagal masuk surga, akan tetapi jika gagal memahami Islam dengan baik dikhawatirkan atau bahkan tidak bakal ketemu surga Allah SWT.


“Karena surganya Allah diberikan kepada orang-orang yang mengamalkan Islam dengan baik. Untuk bisa mengamalkan Islam dengan baik, maka harus mengerti Islam itu apa,” katanya.


Pentingnya mengaji bagi warga Muhammadiyah, kata dr. Agus, karena Muhammadiyah itu lahir dari kelompok pengajian. Dari kelompok pengajian murid-murid KH. Ahmad Dahlan itu yang melahirkan Muhammadiyah.


“Maka kalau kita orang Islam yang aktif di gerakan Muhammadiyah, wajar kalau kita itu rajin ngaji, senang ngaji, karena penerus perjuangan,” kata dr. Agus Taufiqurrahman.


Ngaji bagi warga Muhammadiyah selain sebagai cara meneruskan perjuangan, di sisi lain juga sebagai cara untuk mencari jalan menuju surga. Oleh karena itu, dia berpesan supaya di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah dihidupkan ngaji rutinan.


Bahkan di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) ngaji terus dijalankan, termasuk jika karyawan merasa terpaksa datang, pengajian harus tetap diadakan. Karena menurutnya, lebih baik datang terpaksa lalu masuk surga, daripada sukarela masuk neraka.*** (MHMD)

Iklan