Iklan

Iklan

,

Iklan

Syamsul Ulum

Menu Informasi Serba Digital

Redaksi
Kamis, 25 April 2024, 12:31 WIB Last Updated 2024-04-25T05:31:31Z


Oleh: SUKRON ABDILAH,
Pimpinan Redaksi


JAKARTA -- Perkembangan teknologi digital merangsek tiadahenti ke tiap penjuru kehidupan umat manusia. Informasi pun kena imbasnya.


Koran berkonvergensi dengan media online (epaper). Radio menjadi lebih mudahdengan menggunakan teknologi internet (i-radio). Televisi jugamenyertakan teknologi digital sehingga bisa dinikmati tanpa menggunakan antena(TV internet). 

 

Salah satu TV LCD merek Samsung, misalnya, telah menanamkanjaringan internet didalamnya sehingga aktivitas bowsing, berjejaring,dan mengirim surat elektronik bisa dilakukan dari perangkat televisi denganmenyentuh layar (touchscreen). 


Mengakses informasi pun tidak meluluhanya menggunakan komputer, notebook dan mobile phone.


Itulah realitas informasi yang semakinmengarah pada kemudahan, instan dan “mendigital”. Tak heran jika teknologi manual mulai berganti dengan teknologi digital. 


Kita tidak bisa menolak kemajuan ini. Kita harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Realitas membuktikan setiap individu tidak mau berlepas diri dari gadget-gadget cerdasketika mengakses informasi. 


Cukup dengan menyentuh ikon bergambar surat, makahanya dalam hitungan detik, teks dapat terkirim ke tujuan. Di sekitar pusat kota kita dengan mudah menyaksikan “generasi menunduk” yang begitu piawaimenggunakan perangkat teknologi digital.


Media informasi dalam kehidupan kitajuga terkena imbas. Kalau sepuluh tahun lalu, kita tidak begitu akrab denganmedia online. 


Kini kita tengah berada di dua arus kebudayaan dalam hal mengakses informasi, antara kebudayaan masyarakat digital dengan kebudayaan masyarakat analog.


Bagi masyarakat digital tidakmembutuhkan energi lebih untuk melipat kertas, ketika perangkat Ipad digunakanuntuk mengakses koran elektronik. 


Begitu juga tidak perlu menggunakan bersusahpayah menekan tombol keyboard untuk memutar chanel radio di mobile phone.


Dalam masyarakat digital, seorang individu menjadi terintegrasi dengan segala hal berbau teknologi sehingga kehidupan serasa instan dan mudah ketika hendak mengakses informasi.


Sementara itu karakter masyarakat analogmasih tidak bisa meninggalkan segala hal yang bersifat manual. Mereka masih menyenangi lipatan kertas, bersusah payah memutar perangkat analog di televisi,dan gerak tubuhnya lebih energik ketimbang masyarakat digital. Karena kitasedang berada di ruang perkembangan dan perubahan hidup, dari “manual” menuju“digital”. Perubahan ini tentunya menciptakan generasi baru ketika mengakses informasi.


Tak heran jika kita seolah tidak mampu memisahkan diri dengan kode-kode digital, yang dibenamkan ke dalam gadget cerdas untuk digunakan mengonsumsi informasi tanpa menggunakan kertas.


Koran-koran online begitu ramai berseliweran di internet memburu gaya hidup “masyarakat digital” dengan sejumlah inovasi teknologis berbasis rekayasa kode yang dapat dibaca gadget dan smartphone. Entah itu berupa aplikasi, situs mobile,dan sistem operasi untuk program lintas gadget seperti Android.  


Akhirnya, membaca dan mencari informasi pun tidak sepenuhnya bergantung pada keberadaan kertas. Tanpa kertas, seluruh teks informasi masih bisa dinikmati karena perangkat digital mampu memenuhi dahaga informasi dari masyarakat digital. 


Kebangkitan internet dan mulai lunturnya ketergantungan umat manusia pada alat baca kertas (cetak), mengokohkan keyakinan kita bahwa mesti ada upaya konvergensi agar perusahaan media cetak tidak mati. 


Perkembangan teknologi yang terjadi harus disiasati seluruh perusahaan media agar tidak ketinggalan dan mati ditelan zaman.


Pada era serba digital inilah, bisnis media dipenuhi tantangan sekaligus peluang dalam menghadirkan inovasi untuk menyambut kebudayaan masyarakat digital yang mengakrabi kultur digital. 


Dalam perspektif sosiologis, realitas perkembangan teknologi digital selalu berjalan beriringan dengan kultur masyarakat setempat. 


Migrasi kebudayaan masyarakat dari “analog” menuju“digital” merupakan iklim positif bagi tumbuh-kembangnya bisnis media di Indonesia dalam memproduksi informasi.


Di era digital, seluruh informasitentu akan menjadi serba digital dan cepat disajikan; kecuali makanan danminuman saja yang tidak serba digital. Selamat menikmati menu informasi! *** 

Iklan