Iklan

Iklan

,

Iklan

Syamsul Ulum

Pendidikan Muhammadiyah Bidani Kelompok Menengah Baru di Indonesia

Redaksi
Selasa, 02 April 2024, 07:27 WIB Last Updated 2024-04-02T00:27:24Z


MALANG –
Prof. Kuntowijoyo mengatakan, sulit membayangkan akan lahir kelompok menengah baru Indonesia jika tidak ada pendidikan yang diberikan oleh Persyarikatan Muhammadiyah kepada kelas-kelas pinggiran.


Perkataan Alm. Prof. Kuntowijoyo itu disampaikan sekaligus dibuktikan oleh Pradana Boy ZTF, Ketua Bidang Riset, Inovasi, dan Publikasi Majelis Tabligh PP Muhammadiyah pada (30/3/2024) di Malang.


Menurut Pradana Boy, pernyataan Prof. Kuntowijoyo itu tidak sekadar teori. Dia mencontohkan dirinya, seorang anak dari kampung pesisir utara jawa, sejak di bangku SD sampai S1 dia belajar di institusi pendidikan Muhammadiyah, hingga kemudian S2 dan S3 nya dia selesaikan di Australia dan Singapura.


“Saya bisa berkata bukan lagi teori, saya bertestimoni karena pendidikan Muhammadiyah itulah lalu saya dari pinggiran ke pusaran,” katanya.


Institusi pendidikan Muhammadiyah, kata Boy, lebih mudah diakses oleh anak-anak Indonesia yang berada di pinggiran sebab jumlahnya yang hampir merata, di sisi lain juga untuk urusan biaya sekolah Muhammadiyah tentu lebih terjangkau.


Tidak hanya Pradana Boy, tapi banyak sekali tokoh-tokoh besar di Indonesia mengawali pendidikannya di sekolah-sekolah Muhammadiyah salah satunya adalah Presiden RI ke-2 Soeharto, dan lain sebagainya.


Gerakan dakwah Muhammadiyah melalui bidang pendidikan ini sebagai aktualisasi dari ajaran Islam, yaitu ingin mendidik manusia menjadi unggul sekaligus juga menunjukkan bahwa ajaran Agama Islam memang unggul.


Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini menyampaikan, untuk memulai membangun peradaban unggul bisa dimulai dari memperbaiki kualitas diri untuk menjadi pribadi yang unggul. Sebab terbangunnya peradaban unggul itu merupakan akibat dari pribadi unggul itu.***(MHMD)

Iklan