Iklan

Iklan

,

Iklan

Di Muhammadiyah Tidak Ada Dikotomi Ilmu Pengetahuan dengan Agama

Redaksi
Rabu, 04 Agustus 2021, 10:16 WIB Last Updated 2021-11-06T09:42:35Z


Meskipun pandemi Covid-19 adalah musibah, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mensyukuri sisi lain, misalnya meningkatnya temuan dan teknologi pelayanan kesehatan baru di masa pandemi.


“Riset-riset yang memberikan pandangan dan perspektif mengenai pandemi ini juga semakin banyak kita baca. Itulah kemudian pandangan positif dan konstruktif yang menjadi bagian dari cara pandang Muhammadiyah terhadap musibah dan bencana itu,” kata Mu’ti, seperti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, Rabu (04/08/2021).


Cara pandang harmonis Muhammadiyah menurut Mu’ti adalah wajah ideal Islam yang tidak mendikotomikan posisi agama dan posisi ilmu pengetahuan.


“Dan karena itu maka sains dan religion itu berjalan seiring seirama. Agama memberi kita panduan yang bersifat wahyu, revelation, tapi kemudian ilmu memberikan panduan yang berbasis penelitian yang itu kemudian menjadikan kita ini terus menerus memperbaiki dan memberikan pelayanan yang diberikan pada masyarakat,” jelasnya.


“Agama memberikan kepada kita satu spirit transendental bahwa setiap yang kita lakukan itu akan bernilai ibadah kalau kita niatkan karena Allah dan menolong manusia adalah bagian dari kita beribadah kepada Allah,” imbuhnya.


Pandangan harmonis antara sains dan agama dianggap penting oleh Mu’ti sebab juga akan menentukan cara menyelesaikan masalah. Apalagi ternyata selain umat Islam, menurutnya hampir semua agama di dunia memiliki kegagapan dalam memposisikan sains dan wahyu.


“Pandangan-pandangan yang cenderung fatalistis itu tidak hanya ada di kalangan umat Islam saja. Di agama lain saya mendapatkan informasi banyak juga yang tidak percaya dengan Covid, banyak juga yang tidak mau mengikuti panduan dari pemerintah dan dari para ilmuwan tentang pentingnya kita memakai masker, menjaga jarak, tidak bersentuhan dan berbagai hal lain yang bersifat ikhtiar ilmiah dan ikhtiar manusiawi agar kita selamat dari kemungkinan tertular atau menularkan Covid-19 ini,” ungkapnya.


“Dan itu yang kemudian bisa kita lihat sebagai capaian penting dan membuat Muhammadiyah dan umat Islam di Indonesia mendapatkan apresiai dari masyarakat dunia karena ternyata organisasi-organisasi agama itu tidak hanya berperan dalam fungsi-fungsi yang bersifat spiritual belaka, misalnya hanya dengan berdoa saja tapi juga memiliki fungsi dan peranan yang luar biasa,” syukurnya.

Iklan