Oleh: Prof KH Dadang Kahmad, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Betul, bahwa Allah itu sesuai dengan persangkaan hamba-Nya. Apabila kita yakin akan datangnya pertolongan Allah, maka pertolongan itu pasti datang dari arah yang tak disangka-sangka.
Apabila kita yakin bahwa doa kita akan dikabulkan, maka Allah akan menunjukkan kuasa-Nya, doa itu akan dikabulkan lebih daripada yang kita minta.
Karena itu, kita harus menyadari betapa lemahnya kita di hadapan-Nya, serta betapa perkasanya kuasa Allah Swt (Laa haula wa laa quwwata illa billahil’aliyyil ‘adhiim).
Tiada daya dan upaya untuk memperoleh manfaat, tiada pula kuasa untuk menolak mudharat kecuali bersumber dari Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.
Persangkaan yang baik kepada Allah, tentunya akan menciptakan kehidupan yang baik dan mudah. Dengan persangkaan yang baik kepada sang pencipta, Allah Swt. akan menempa kita menjadi seorang manusia yang selalu berpikir positif, sehingga akan positif pula kehidupan kita.
Ketika kita menganggap bahwa di balik musibah dan kesulitan yang menimpa tersimpan kemudahan, maka Allah akan memudahkan kehidupan kita.
Di dalam Al-Quran, Allah Swt., berfirman, “Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata: “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” (QS. Al-Baqarah [2]: 214).
Kita tidak berkuasa untuk mengatur diri sendiri, sebab sebagai manusia, kita tidak mampu mengatur apa yang akan terjadi esok hari. Maka, pantaskah kita ketika ditimpa musibah hanya mengandalkan diri sendiri dan melupakan Allah dalam kehidupan ini? Sejatinya, keimanan yang kokoh kepada Allah akan memberikan jaminan kebahagiaan hidup.
Tidak percaya?
Ada sebuah kisah menarik yang bisa kita ambil hikmahnya, dari Nabi Ibrahim as dan istrinya Hajar tentang yakin akan datangnya pertolongan Allah.
Pada saat itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim as untuk meninggalkan Hajar dan Ismail dalam rangka meneruskan misi dakwahnya ke negeri Kanaan. Betapa berat hati Ibrahim karena harus meninggalkan mereka di suatu lembah yang tandus, tanpa pepohonan, dan jauh dari sumber air.
Namun, Ibrahim as adalah hamba yang taat dan tidak pernah menentang perintah Allah. Ia yakin akan jaminan pertolongan Allah. Maka, ia pun meninggalkan Hajar dan Ismail kecil di sana. Apa yang dilakukan Hajar ketika Ibrahim as beranjak meninggalkannya? Ia hanya bertanya, “Apakah ini perintah Allah?”
Jawab Ibrahim khalilullah, “Ya.” Tanpa menoleh sedikitpun ke arah Hajar.
Maka, Hajar pun berkata, “Pergilah, aku yakin Allah tidak akan menelantarkan hamba-Nya.”
Singkat kisah, tatkala perbekalan sudah habis dan Ismail menangis kehausan, Hajar pun berlari-lari antara bukit Shafa dan Marwah hendak mencari air. Karena berada di padang pasir, yang tampak saat itu hanya fatamorgana.
Ia berlari dan terus berlari sambil berharap akan datangnya pertolongan Allah.
Hingga pada akhirnya setelah berlari tujuh kali bolak-balik, ia menemukan air yang sampai sekarang kita kenal sebagai air zam-zam. Sedangkan ritual bolak-balik dari bukit Shafa ke bukit Marwah itu diabadikan dalam ibadah haji yaitu sa’i.
Kisah siti Hajar ini mengandung pesan bahwa pertolongan Allah itu dekat asalkan kita yakin. Keyakinan akan menumbuhkan optimisme yang menjadi bahan bakar untuk berusaha dengan sungguh-sungguh. Semua yang ada di dunia ini milik Allah.
Allah Maha Menentukan segala sesuatu. Allah yang memberikan cobaan untuk menguji keimanan seseorang, dan Allah pula yang memberikan pertolongan bagi setiap hamba-Nya yang beriman.
Seperti yang difirmankan Allah Swt., di dalam Al-Quran Al-Karim sbb, “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman” dan mereka tidak diuji?” (QS Al Ankabut: 2).
Karena itu, ketika ujian hidup dirasakan semakin berat, sehingga muncul perasangka persoalan yang membelit tak ada jalan keluarnya, mari kita yakinkan hanya kepada Allah pertolongan segera datang.
Jangan putus asa untuk berdoa dan berharap akan pertolongan-Nya. Kemudian, berusaha sungguh-sungguh, serta bertawakal pada Allah sepenuh jiwa. Allah Swt., berfirman, “Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS Ath Thalaq [65]: 3).
Digubah dari buku karya Prof Dadang Kahmad berjudul, Musibah Pasti Berlalu (Quanta, 2014)