Iklan

Iklan

,

Iklan

Catatan Muktamar XIV: Inspirasi Nasyiatul Aisyiyah Sebarluaskan Dakwah Mencerahkan

Redaksi
Rabu, 30 November 2022, 10:44 WIB Last Updated 2022-11-30T03:44:53Z


BANDUNG
-  Muktamar XIV Nasyiatul Aisyiyah jatuh pada tanggal 2-4 Desember 2022 di Bandung, Jawa Barat. Muktamar NA tahun ini akan dibuka di gedung Hotel Asrilia yang bertempat di Jl. Pelajar Pejuang, Kec. Lengkong.


Agama dan umat beragama tentunya harus mampu menciptakan peradaban yang aman, damai, makmur, beradab dan berkemajuan. Sesuai dengan tujuan Muhammadiyah itu sendiri yakni terwujudnya baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, yang memiliki arti bahwa Negeri yang baik dan Tuhanmu adalah Tuhan yang maha pengampun QS. Saba': 15.


Konsep tersebut tentunya selalu mengalir dalam dakwah pencerahan yang dilakukan Muhammadiyah ataupun ortom-ortomnya. Bukan berarti menyebarkan dogma dengan maksud untuk otoritatif, namun lebih kepada kerja nyata yang diwujudkan dalam berbagai pencerahan seperti, pengembangan ilmu, amal usaha, dalam wadah sebuah organisasi.


Inilah yang menjadi inspirasi bagi Nasyiatul Aisyiyah dalam mengembangkan dan menyebarluaskan dakwah yang mencerahkan. Dakwah pencerahan Nasyiatul Aisyiyah meliputi beberapa bidang, dan yang paling utama adalah bidang keilmuan atau pendidikan.


Ketika masih bernama Siswo Proyo Wanito (SPW), Nasyiatul Aisyiyah memiliki tiga jenis kegiatan, yaitu Tholabus Sa'adah, Tajmilul Akhlak dan Dirosatul Banat. Ketiga jenis tersebut merupakan program emas yang digagas Siti Umniyah pada tahun 1919 - 1929.


Pertama Thalabus Sa'adah (TS) yang bermakna "mencari kebahagiaan" ditujukan pada perempuan usia 15 tahun. Kedua, Tajmilul Akhlak (TA) yang bermakna "memperindah budi pekerti" ditujukan bagi anak berumur 10-15 tahun. Ketiga, Dirosatul Banat (DB) yang bermakna "pengajian anak-anak" diisi dengan kegiatan belajar mengaji bagi anak berusia di atas 8 tahun.


Organisasi Perempuan Otonom Muhammadiyah


Nasyiatul Aisyiyah adalah organisasi wanita pertama yang terdaftar sebagai anggota Kongres Wanita Indonesia (KOWANI). Organisasi ini diiperuntukkan bagi remaja perempuan. Merupakan salah satu organisasi otonom dari Muhammadiyah.


Nasyiatul Aisyiyah berdiri pada tanggal 28 zulhijah 1345 hijriah yang bertepatan dengan tangal 16 mei 1931 Masehi di yogyakarta. Organisasi ini menjadi wadah bagi para remaja perempuan untuk berperan aktif dan berkarya dalam mengembangkan nilai keislaman pada masyarakat.


Nasyiatul aisyiah dirintis oleh seorang tokoh Muhammadiyah yaitu Sumadirjo, ia menjadi pencetus pertama dalam pembentukan suatu perkumpulan organisasi yang isi seluruhnya adalah perempuan. 


Terhitung sampai 2022, Nasyiatul Aisyiah telah berdiri selama 91 tahun. Selain itu, Nasyiatul Aisyiyah memiliki tujuan untuk meningkatkan ilmu keislaman baik dari segi spiritual, intelektual dan juga jasmaniah.


Nasyiatul Aisyiyah Masa Genjatan Jepang dan Tragedi PKI 


Nasyiatul Aisyiyah ini menjadi organisasi kader dan tunas Aisyiyah. Para putri Nasyiatul Aisyiyah ini dikader langsung oleh ibu Aisyiyah melalui pengajaran materi keaisyiyahan guna mempersiapkan estafeta perjuangan Aisyiyah. 


Pada masa pendudukan Jepang, aktivitas yang dilakukan oleh Nasyiatul Aisyiyah tidak bisa dijalankan sepenuhnya, hanya pengajian rutin kepada remaja putri. Para anggotanya sibuk dengan perjuangan memerdekakan Indonesia. 


Tahun 1952 akhirnya Nasyiatul Aisyiyah bangkit kembali dengan menerbitkan buku daftar keanggotaan Nasyiatul Aisyiyah. 


Dalam kebangkitannya, pasca kemerdekaan Indonesia ini Nasyiatul Aisyiyah krisis kader karena sudah banyak anggota yang menikah dan harus masuk ke Aisyiyah. Program-program pengkaderan mulai direncanakan dan didukung oleh Aisyiyah dalam Muktamar Aisyiyah ke-33 di Purwokerto. 


Bidang Dakwah segera disiagakan dalam kursus-kursus dan pelatihan kader karena kebutuhan mendesak pasca tragedi PKI tahun 1965. PKI menjadi salah satu tantangan terbesar yang mencekam saat itu, tetapi pengajian NA harus tetap berlanjut menyesuaikan keadaan masyarakat. 


Popularitas yang diperjuangkan oleh Nasyiatul Aisyiyah ini melalui lisan dan tulisan. Popularitas lisan dilakukan melalui pengajian, pidato, sarasehan, kursus, paduan suara, dan seni drama. 


Adapun secara tulis melalui majalah, brosur, dan poster. Tak tertinggal juga popularitas berbentuk tindakan nyata, yakni bakti sosial, mengadakan pameran, dan baris berbaris. 


Masuk tahun 1990-an pengkaderan Nasyiatul Aisyiyah menemukan titik terang dengan menggencarkan konsep yang lebih inovatif yakni "Dakwah Terpadu".


Penulis: Mira Humaira, Ziyan Dini Hunafa & Daffa Sarja

Iklan