Iklan

Iklan

,

Iklan

Good Bye Muktamar, Welcome Musywil!

Redaksi
Rabu, 23 November 2022, 17:54 WIB Last Updated 2022-11-23T10:54:57Z


Oleh: Ace Somantri,
Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung)


BANDUNG - Kemeriahan dan gebyar muktamar terdengar ke seantero nusantara hingga belahan dunia, sukses, lancar dan semoga berkah hingga membawa rahmat bagi persyarikatan Muhammadiyah. 


Satu persatu agenda acara muktamar digelar, pemilihan pimpinan puncak yang di nanti pun kelar sudah. Semua bergandeng tangan untuk melihat masa depan bangsa, negara dan dunia. 


Amanah yang diemban bukan hal ringan, lima tahun kedepan bukan sebentar apalagi sesaat. Biaya muktamar sudah pasti mahal bahkan super mahal, semoga kedepan konvensasinya berlipat ganda hingga membangun peradaban dunia. 


Gelisah, lelah, letih dan kadang mungkin menjengkelkan bagi panitia muktamar insyaallah menjadi nilai ibadah. Dengan terpilihnya 13 pimpinan dan insyaallah akan ada tambahan, nampaknya akan mewarnai sosok baru berdarah segar, berharap melengkapi dan berbagi amanah untuk perjuangan di Muhammadiyah. 


Muktamar telah usai, namun program kerja yang menjadi amanahnya baru dimulai. Berharap komposisi majelis dan lembaga benar-benar diisi oleh para aktifis berdarah segar dan energik. 


Sebagai pembantu pimpinan, kader-kader militan alumni dari ortom baik dari PM, IMM, IPM, TPSM, dan HW perlu dipertimbangkan untuk mengisi majelis dan lembaga dalam kurun waktu lima tahun kedepan. 


Rekam jejak yang baik, kompetensi dan prestasi salah satu dari sekian banyak kriteria. Apapun alasannya, sependek diketahui banyak majelis dan lembaga belum maksimal dalam menajalankan program-programnya. 


Terlebih tahun-tahun kedepan tantangan semakin kompleks, aktifis majelis dan lembaga benar-benar akan diuji kemampuan mengorganisir institusi sebagai pembantu pimpinan. Kepiawaian mengelola majelis menjadi tuntutan, goals setting program terukur dan dapat dipertanggungjawabkan.


Bye muktamar, selamat datang perhelatan musyawarah wilayah. 


Luar biasa, PW Muhammadiyah Jawa Timur sudah mempersiapkan tim penyelenggaranya yang akan digelar di Ponorogo. Kesediaan pernyataan calon pimpinan wilayah sudah disebar hingga batas pengembaliannya, opini darah segar pun mulai muncul di media online pwmu.com dari Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur. Bahkan sudah lantang menyebut nama-nama yang layak dan pantas. 


Pimpinan wilayah yang lain belum terdengar dan terlihat di media, namun biasanya setelah muktamar tidak lama kemudian musyawarah wilayah bakal digelar. Sementara, untuk Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat rencana digelar di Kota Cirebon, persiapannya belum semasif di Jawa Timur. 


Musyawarah wilayah bagian permusyawaratan di bawah tanwir dan muktamar, maksud dan tujuannya sama seperti muktamar. Hanya bedanya tingkat wilayah provinsi. 


Berharap momentum tersebut juga menjadikan ajang merumuskan dan menetapkan program wilayah berkemajuan dan melahirkan pimpinan yang agresif dan progresif. 


Pada musywil kali ini juga akan menyita perhatian, pasalnya sudah masuk hingar bingar tahun politik Indonesia. Semoga tidak ada pengkondisian dan intervensi pihak lain yang berkepentingan politik sesaat bersifat pragmatik. 


Para politisi sangat piawai membaca situasi dan kondisi, kapan dan dimana memainkan peran untuk mengambil manfaat, hal itu bukan sesuatu yang buruk. Namun, kadang lebih banyak madlaratnya ketimbang mashlahatnya. 


Saling suport dan dorong bagi kader terbaik yang layak menjadi pimpinan tingkat pusat, wilayah, daerah hingga cabang dan ranting. Kapasitas sosok pimpinan sudah yakin terlihat, kelayakan pun sudah terbaca oleh para kader. 


Hanya kadang faktanya sering terkecoh karena like and dislike, saling meremehkan satu kader dengan kader lainnya, sampai- sampai ada yang berujar kalau bukan orang domisili pituin daerah tidak akan didukung. 


Semoga beberapa hal tersebut di atas hanya sekedar informasi belaka sebagai dinamika menjelang permusywaratan. Semoga perhelatan permusyawaratan tingkat wilayah dan daerah lebih adem, ayem, dan tentrem. 


Tidak seperti munas HIPMI beredar dan viral mempertontonkan kekerasan yang tidak layak ditiru dan dituruti. Insyaallah Muhammadiyah sudah teruji yang terbukti santun dan beradab. 


Regenerasi pimpinan mesti terjadi, kaderisasi hal yang mesti pula dalam berorganisasi. Komposisi pimpinan harus ada dinamika, apalagi wilayah dan daerah lebih dekat dengan akar rumput yang berada di cabang dan ranting. 


Kesiapan fisik dan mental menghadapi berbagai permasalahan organisasi benar-benar harus menjadi kriteria inti. Selain itu pula, memiliki jejaring keluar zona juga menjadi nilai tambah bagi para pimpinan. 


Bukan hanya sekedar dekat dengan birokrat atau pejabat, melainkan pimpinan memiliki kemandirian dan daya inovasi tinggi untuk menahkodai organisasi yang usianya lebih dari satu abad. Pimpinan semakin mandiri, maka akan semakin di segani. Wallahu 'alam.


Bandung, Nopember 2022

Iklan