Iklan

Iklan

,

Iklan

Kepemimpinan, Daya Hidup Muhammadiyah dan Risalah Islam Berkemajuan

Redaksi
Senin, 21 November 2022, 08:59 WIB Last Updated 2022-11-21T02:07:58Z


SURAKARTA
— Pada Pidato pada penutupan Muktamar ke-48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah, Minggu (20/11/2022), Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan bahwa putusan Muktamar ke 48 merupakan suatu hal yang mengikat untuk menjalankan amanah yang tidak ringan.


Mengutip beberapa apresiasi yang disampaikan tokoh kepada Muhammadiyah mulai dari Bung Karno yang mengatakan “Makin lama makin cinta Muhammadiyah”, sampai Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin yang menuturkan bahwa Muhammadiyah memiliki instrumen dan perlengkapan untuk memajukan bangsa dan mencerahkan semesta, Haedar berpesan supaya spirit tersebut merupakan oleh-oleh yang bisa dibawa pulang dari Muktamar 48.


Namun demikian, dalam mengarungi masa mendatang, dia mengingatkan akan tantangan yang telah siap di depan. Oleh karena itu dia meminta supaya warga persyarikatan untuk meluaskan horizon di ranah lokal, nasional dan global.


“Pada saat yang sama, daya hidup, kebersamaan dan sistem yang menjadi kekuatan Muhammadiyah harus selalu membingkai kita.” Ucapnya.


Pada periode kepemimpinan yang kedua ini, Haedar mendorong Islam dihadirkan menjadi agama yang damai, menyatukan, memakmurkan dan memajukan peradaban sebagai aktualisasi dari Islam Rahmatan Lil Alamin. Yang kesemua itu dibungkus dalam Islam yang Berkemajuan. Nilai-nilai tersebut diharapkan selalu hidup dalam jiwa, pikiran termasuk dalam orientasi gerakan Persyarikatan Muhammadiyah. 


Haedar menegaskan, bahwa Islam yang Berkemajuan bukan hanya tagline, tapi spirit hidup yang menemani setiap gerakan Muhammadiyah-‘Aisyiyah. 


“Muhammadiyah dengan Islam yang Berkemajuan selalu membersamai umat, bangsa dan kemanusiaan semesta. Dengan cinta dan pengkhidmatan,” ucapnya.


Selain itu, Haedar menegaskan bahwa, tema Muktamar ke-48 Muhammadiyah “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta” dan “Perempuan Berkemajuan Membangun Peradaban Bangsa” yang dimiliki oleh ‘Aisyiyah tidak hanya tertoreh pada tema.

Lima Poin Keputusan Ini Muktamar


Gelaran Muktamar Muhammadiyah ke-48 akhirnya berakhir. Berakhirnya sidang tertinggi Persyarikatan ini menjadi tanda awal baru perjalanan Persyarikatan ke depan.


Penutupan Muktamar Muhammadiyah ‘Aisyiyah ke-48 dilaksanakan Minggu (20/11/2022) bertempat di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dengan menghadirkan sejumlah tokoh bangsa di antaranya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Ma’ruf Amin.


Dibacakan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta memutuskan lima poin berikut ini;


1. Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022 – 2027

2. Menerima Laporan Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015–2022 dengan beberapa catatan.

3. Mengesahkan Rancangan Program Muhammadiyah Periode 2022–2027 menjadi Program Muhammadiyah Periode 2022–2027

4. Risalah Islam Berkemajuan

5. Isu-isu Strategis Keumatan, Kebangsan, dan Kemanusiaan Global


Lima poin keputusan ini menjadi pegangan dan acuan kepemimpinan dan gerak organisasi Muhammadiyah lima tahun ke depan.


Risalah Islam Berkemajuan


Salah satu agenda Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta ialah membahas rumusan Risalah Islam Berkemajuan. Buku ini telah disebar ke semua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan Organisasi Otonom tingkat pusat. Dalam Sidang Pleno I pada Sabtu (05/11/2022) di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menerima ragam masukan dari PWM-Ortom terkait rumusan Risalah Islam Berkemajuan ini.


Dalam Sidang Pleno V pada Ahad (20/11/2022) di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta, Ketua PP Muhammadiyah Syafiq Mughni sebagai pimpinan sidang menjawab ragam usulan dari PWM-Ortom beberapa waktu silam. 


Dari banyaknya masukan tersebut, ada beberapa poin yang diakomodasi, diterima, disesuaikan, dan ditolak. Misalnya usulan yang ditolak ialah mengganti frasa “Islam Berkemajuan” menjadi “Muslim Berkemajuan”.


Apa itu Risalah Islam Berkemajuan?


Islam Berkemajuan dikembangkan Muhammadiyah atas dasar keyakinan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kemajuan dalam semua aspek kehidupan. Sebagai organisasi yang berdasarkan Islam, Muhammadiyah dan seluruh warganya, terutama para pemimpin, memiliki tanggung jawab untuk senantiasa menguatkan nilai-nilai kemajuan itu dalam pemahaman agama dan perwujudannya dalam kehidupan pribadi, berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa, dan berkemanusiaan universal.


Dengan Islam Berkemajuan, Muhammadiyah berusaha mengurai sikap yang membelenggu pemahaman Islam dalam satu pandangan sempit yang anti-perubahan. Dalam upaya mencapai cita-cita kejayaan Islam, Muhammadiyah merumuskan beberapa ciri Islam Berkemajuan, di antaranya: 1) berlandaskan pada Tauhid; 2) bersumber pada Al Quran dan al Sunnah; 3) menghidupkan ijtihad dan tajdid; 4) mengembangkan dan menyebarluaskan Wasathiyah; dan 5) mewujudkan rahmat bagi seluruh alam.


Sementara itu, Manhaj Islam Berkemajuan meliputi: 1) sumber ajarannya ialah Al Quran dan al Sunnah; 2) meyakini dimensi ajaran Islam terdiri dari akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah duniawiyah; 3) menggunakan tiga pendekatan yakni berbasis teks (bayani), akal pikiran (burhani), dan intuisi (irfani); 4) tidak menutup ijtihad, dengan tetap terbuka serta toleran dengan perbedaan; 5) memanfaatkan teknologi dan ilmu pengetahuan; 6) tidak berafiliasi terhadap mazhab tertentu; dan 7) memandang manusia sebagai makhluk mulia.


Risalah Islam Berkemajuan juga merambah pada ragam gerakan, di antaranya: 1) Gerakan dakwah. Umat Islam memiliki kewajiban untuk melanjutkan misi dakwah profetik karena merupakan bagian dari amanah yang diberikan oleh Allah SWT. 2) Gerakan tajdid. Gerakan ini bertujuan untuk memperbaharui cara berpikir umat agar lepas dari kondisi kemiskinan ilmu, kemunduran budaya, dan kemerosotan akhlak. 3) Gerakan ilmu. Hal ini diwujudkan dalam bentuk pengembangan pusat-pusat keilmuan, riset dan inovasi, dan pertemuan ilmiah. 4) Gerakan amal. pentingnya pelembagaan amal saleh yang berorientasi pada pemecahan problem-problem kehidupan, seperti lembaga-lembaga kedermawanan, kesejahteraan, pemberdayaan, pendidikan, dan kesehatan.


Buku Risalah Islam Berkemajuan juga berkhidmat untuk kepentingan keumatan, kebangsaan, kemanusiaan, dunia internasional, dan kemaslahatan masa depan umat manusia. Perkhidmatan ini dilakukan atas dasar keikhlasan untuk mencari ridla Allah SWT dan memberikan kemanfatan seluas-luasnya.


Terakhir, seluruh komponen baik pimpinan, kader, maupun warga Muhammadiyah memikul tanggung jawab untuk mendakwahkan konsep dasar Islam Berkemajuan ini agar menjadi kesadaran bagi umat Islam untuk meraih keunggulan, dan pemahaman bagi masyarakat global untuk menciptakan tata dunia yang ramah, adil dan damai demi kemaslahatan umat manusia pada khususnya dan seluruh ciptaan Allah SWT di muka bumi ini pada umumnya.


Sumber: muhammadiyah.or.id

Iklan