Iklan

Iklan

,

Iklan

Dadang Kahmad: Orientasi Gerakan Islam Berkemajuan Itu Unggul dan Berkemajuan

Redaksi
Rabu, 22 Februari 2023, 11:49 WIB Last Updated 2023-02-22T04:49:18Z


MATARAM
—  Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dadang Kahmad berharap konsep besar Islam yang Berkemajuan bisa aktual di setiap daerah dengan penyesuaian sesuai konteks kedaerahan masing-masing wilayah Muhammadiyah.


Demikian disampaikan oleh Dadang pada (18/2/2023) dalam Pembukaan Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-14 Muhammadiyah dan ke-11 ‘Aisyiyah Nusa Tenggara Barat (NTB) yang digelar di Alun-Alun Tastura, Praya, Lombok Tengah.


Termasuk aktualisasi Islam yang Berkemajuan di Lombok dan NTB secara umum, bisa dilakukan dengan kekhasan wilayah tersebut. Islam yang Berkemajuan menurut Dadang bertujuan untuk memberi wajah baru masyarakat Islam yang selama ini dikenal sebagai komunitas yang tertinggal.


“Muhammadiyah dengan tagline unggul dan berkemajuan memberi arah kepada kita semua untuk menjadikan sebuah langkah dan gerakan berorientasi unggul dan berkemajuan. Sebuah gerak dan langkah yang benar-benar didasari keinginan untuk melahirkan hasil yang maksimal,” ungkapnya.


Guru Besar Sosiologi ini menegaskan, bahwa program nasional Muhammadiyah yang dirumuskan pada Muktamar ke-48 di Surakarta beberapa waktu lalu harus bisa aktual sampai cabang dan ranting dengan kondisi dan kebutuhan setempat. Sebab program ini bersifat umum, yang membutuhkan gerakan konkrit.


Sementara itu, konsep Islam yang Berkemajuan merupakan manifestasi keislaman yang merujuk kepada kesejarahan KH. Ahmad Dahlan, pemikiran resmi Muhammadiyah periode awal dan Muktamar ke-46 di Yogyakarta pada 2010.


“Islam Berkemajuan dikembangkan atas dasar keyakinan, bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kemajuan dalam semua aspek kehidupan.” Imbuhnya.


Apresiasi atas gerakan Muhammadiyah memajukan bangsa dan mencerahkan semesta diberikan oleh Gubernur NTB, Zulkieflimansyah yang hadir dan memberikan sambutan pada pembukaan Musywil ke-14 Muhammadiyah dan ke-11 ‘Aisyiyah NTB.


Dirinya mengaku salut dengan kekokohan sistem yang dimiliki oleh Muhammadiyah, salah satunya adalah regenerasi kepemimpinan yang selalu berjalan dengan damai, sejuk dan penuh persaudaraan. Selain itu, yang unik dari permusyawaratan di Muhammadiyah adalah tidak ada yang mencalonkan diri untuk memperoleh jabatan.


“Ada tradisi yang bagus di Muhammadiyah, bahwa yg terpilih adalah orang tidak menginginkan jabatan tersebut, ini salah satu tradisi yang makin lama makin mahal, jangan sampai kita punya organisasi berebut jadi pemimpin, menguras modal sosial, melukai batin kita, sehingga jauh dari ajaran agama yang diajarkan pada kita semua”. Ungkapnya.


Dalam konteks wilayah NTB dan Lombok pada khususnya, dia meminta Muhammadiyah untuk saling bersinergi dengan Nahdlatul Wathan (NW) dan ormas keagamaan lain. Menurutnya, Muhammadiyah dengan NW memiliki peran yang sama untuk membangun dan memajukan NTB dan Lombok.***

Iklan