Iklan

Iklan

,

Iklan

Syamsul Ulum

Pentingnya Produktivitas Waktu

Redaksi
Kamis, 20 Juli 2023, 15:12 WIB Last Updated 2023-07-20T08:12:01Z


Oleh: SUKRON ABDILAH,
  Aktivis Muda Muhammadiyah


JAKARTA - Allah Azza Wajalla berfirman, “Hai anak Adam, luangkan waktu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan. Dan, Aku hindarkan dari kemelaratan. Kalau tidak, akan Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak akan menghindarkanmu dari kemelaratan.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).


Berbicara tentang waktu, Prof. M Quraish Shihab, pakar tafsir Al-Quran negeri ini mendefinisikan Waqt (waktu), sebagai batas akhir kesempatan atau peluang untuk menyelesaikan suatu peristiwa. 


Kata Waqt, memberi kesan keharusan adanya pembagian teknis tentang masa yang dialami (seperti detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan seterusnya), di samping keharusan adanya penyelesaian sesuatu dalam bagian-bagian tersebut, dan tidak membiarkannya berlalu hampa tanpa makna.


Dengan mengelola waktu secara baik, berarti kita tengah menjaga kualitas kehidupan dengan cara dibaktikan pada Allah. Dia memberikan anugerah nyawa kepada kita yang harus disyukuri dengan membalasnya dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.  Hidup kita, dipenuhi oleh waktu atau time yang harus beredar di garis-garis keilahian. 


Karena itu, memanfaatkan kehidupan sebaik-baiknya ialah menjaga kualitas hidup untuk beribadah. Ibadah shalat, misalnya, adalah sebentuk tindakan suci yang berposisi sebagai pemanfaatan dan penghargaan atas diciptakannya kehidupan. “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban atas orang-orang Mukmin yang tertentu waktu-waktunya.” (QS Al-Nisa’ [4]: 103). 


Diutusnya nabi Muhammad Saw. ke muka bumi untuk membenahi Timeline umat manusia agar lebih mulia. Akun sosialnya pun menjadi hidup. Timeline Nabi Muhammad Saw., yang saya resapkan, "Bergaullah kamu dengan manusia dengan akhlak yang baik. (HR. Imam Malik). 


Sunah Nabi serupa Timeline kehidupan Nabi Muhammad, yang menggambarkan kata, sikap, dan laku luhung pada 15 abad yg lalu. Memenuhi Timeline hidup dengan Quran dan Sunah tidak akan membuat kamu jadi manusia barbar bila tak sekadar retweet. Karena itu, penuhilah Timeline hidupmua dengan kebijaksanaan, semangat, dan spiritualitas yang dipancarkan sang Nabi di muka bumi.  


Ingatlah, setiap orang memiliki jatah waktu yang sama. Namun secara kualitas, setiap orang akan menghasilkan pemanfaatan waktu yang berbeda-beda. Ingat, kawanku, waktu itu terus berputar, berubah, dan tidak berada pada satu lingkar kehidupan yang tetap.


Bagi saya, berusaha menjaga agar perputaran waktu tetap berjalan di garis keilahian ialah dengan berhikmah pada keteladanan Rasulullah Saw. agar hidup diliputi keberkahan, kebahagiaan, dan kesuksesan. 


Baginda Muhammad Saw. menghargai ketidaktahuan atau kebodohan seseorang sebagai sesuatu yang harus dimaafkan. Begitu juga ketika kita masih berada pada fase pencarian atas kebenaran. Kita masih belum bisa bertobat sungguh-sungguh, setiap hari masih tetap belum bisa menyadari bahwa hidup adalah ibadah. 


Termasuk, belum mampu memperlakukan seseorang dengan lembut dan damai. Kita mengangankan pujian manusia, dan dengki melihat seseorang. 


Kita, ternyata belum mampu membasuh gerak jasad dengan air kemuliaan. Karena itu, jangan pernah menganggap dirimu suci, bersih, dan tanpa dosa. Kendati tidak merasakan diri ini berdosa, usahakanlah setiap usai menunaikan shalat memohon ampun kepada-Nya. Akuilah diri ini telah sedemikian berdosa, kemudian bertobatlah setiap hari. 


Kenapa shalat telah ditetapkan lima kali sehari? 


Itulah tujuannya. Agar timeline hidup kita memancarkan kualitas. Serius amat bacanya...tapi yang paling bagus itu, diseriusi pula amalannya Ok! *** (SAB)

Iklan