Iklan

Iklan

,

Iklan

Wujudkan 5.000 Doktor, Muhammadiyah Kerja Sama dengan UMAM dan Universiti Utara Malaysia

Redaksi
Selasa, 18 Juli 2023, 08:44 WIB Last Updated 2023-07-18T01:44:55Z


JAKARTA
– Meski Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) telah berjumlah 171, jumlah dosen yang bergelar doktor masih minim. Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilibang) PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Bambang Setiaji, M.Si menyebut baru ada 3.000 doktor di 171 PTM.


Menyadari kekurangan itu, Majelis Diktilitbang mengadakan program akselerasi untuk menciptakan 5.000 doktor yang ditargetkan selesai sampai tahun 2027. Sebagai mitra kolaborasi, Majelis Diktilitbang bekerja sama dengan Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) dan Universiti Utara Malaysia (UUM).


Komitmen kerja sama sendiri dikokohkan lewat pendatanganan Letter of Intent (LoI) antara Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, UMAM, dan UUM di Aula Lantai 6 Masjid At-Tanwir PP Muhammadiyah Jakarta, Senin (17/7/2023).


“Sementara ini doktor di PTM baru 3 ribu, kita harapkan bisa 8 ribu. Jadi 40 persen dari dosen kita kami harapkan bisa jadi doktor dalam 5 tahun ini,” ungkap Bambang Setiaji. Pada jangka panjang 15 tahun ke depan, Muhammadiyah sendiri menargetkan terciptanya 20.000 dosen.


Terkait teknis kerja sama, menurutnya para calon doktor akan diarahkan mengambil program doktoral di UMAM terlebih dahulu. Namun jika program studi atau disiplin yang bersangkutan tidak tersedia di UMAM, maka akan diarahkan ke UUM ataupun universitas di Malaysia lainnya.


Untuk diketahui, pada LoI ini, Universiti Utara Malaysia, Kedah mengambil peranan penting dengan menyediakan 1.000 kuota selama lima tahun ke depan bagi calon doktor Muhammadiyah untuk menyelesaikan studi doktoral (Ph.D).


Naib Canselor UUM, Prof. Dr. Mohd Foad Sakdan mengatakan kerja sama ini adalah langkah awal bagi UUM dan Muhammadiyah untuk meluaskan kerja sama di berbagai bidang lainnya di masa depan.


“Kerja sama ini amat baik sekali, utamanya di Universiti Utara Malaysia kita melahirkan berbagai bidang disiplin dan ini merupakan satu charity bagi dosen-dosen di Muhammadiyah untuk melanjutkan pendidikan doktoral di UUM,” jelasnya.


Menanggapi kerja sama ini, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syafiq A Mughni mengatakan jika sudah sepatutnya Indonesia dan Malaysia saling bekerja sama. Selain memiliki kedekatan geografis, kedua negara memiliki banyak kesamaan dari agama, etnis, hingga budaya. Kerja sama ini, kata dia juga selaras perintah Allah Swt untuk berta’awun sebagaimana tersurat dalam Al-Maidah ayat 5.


“Muhammadiyah sangat gembira karena Universiti Utara Malaysia adalah salah satu universitas terbaik di Malaysia. Kita akan lebih kuat kalau saling berkolaborasi secara adil dengan semangat dan tujuan meraih masa depan yang sama,” ujarnya. 


Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Malaysia


Malaysia maupun Muhammadiyah memiliki concern dan visi yang sama untuk memajukan kehidupan umat dan bangsa di kawasan Melayu/Nusantara. Konsep kemajuan Malaysia dirangkum dalam konsep Malaysia Madani. Sedangkan Muhammadiyah lewat konsep Islam Berkemajuan.


Pertemuan irisan visi tersebut menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menjadi modal penting untuk memperkuat kerja sama yang selama ini telah direkat antara Persyarikatan dengan pemerintah Malaysia.


Demikian ungkap Haedar usai menjamu silaturahim Menteri Pendidikan Tinggi (Minister of Higher Education) Malaysia, Mohamed Khaled Nordin bersama rombongan di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Senin (17/7/2023).


Menurut Haedar, selepas pertemuan tersebut akan dibentuk komite bersama guna merumuskan berbagai langkah konkrit kerja sama antara Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) dan Perguruan Tinggi di Malaysia.


“Baik itu berupa pertukaran dosen, pertukaran mahasiswa dan kerjasama-kerjasama program yang sangat penting. Ada juga fokus untuk pembangunan sains secara keseluruhan yang tadi disebut oleh Pak Menteri sebagai STEM (Science, technology, engineering, and mathematics), di mana memang jika umat Islam dan dunia Islam ingin maju, maka kita harus menguasai sains dan teknologi,” ujarnya.


Di samping STEM, Muhammadiyah juga menyasar kerja sama pembangunan pusat-pusat keunggulan (Center of Excellence) di berbagai bidang, termasuk pembangunan bisnis dan Islamic Finance.


Adanya 171 PTM yang di dalamnya terdapat 3 universitas terbaik di dunia Islam (UMM, UMY, UMS) menjadi modal akselerasi ke arah pembentukan masyarakat Islam yang Madani dan Berkemajuan. Apalagi, baru-baru ini UAD juga berhasil menciptakan teknologi rudal anti pesawat sendiri.


Dengan penguatan kerja sama ini, Haedar berharap ada dampak signifikan bagi wajah Islam sekaligus wajah dunia Melayu/Nusantara di masa depan yang semakin unggul, inklusif, mengglobal dan rahmatan lil alamin.


“Nah semangat ini tentu semangat yang harus terus dijalin dalam sebuah kekuatan kerja sama yang strategis,” tegasnya.


Sementara itu, Menteri Mohamed Khaled Nordin mengatakan jika pada silaturahim ini dirinya menyampaikan tahniah atas keberadaan Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) di Perlis, Malaysia. Ia ditemani Duta Besar Malaysia, Ketua Pengarah Jabat Pendidikan Tinggi, Perwakilan EMGS Education Malaysia Global Services, dan Ketua Agensi Kelayakan Malaysia.


“Kedatangan kesini adalah untuk berkunjung, bersilaturahim dengan satu badan yang saya percaya ramai tahu yang telah lama menyumbang secara bermakna dan berdampak pada pembangunan dan kemajuan umat Islam khususnya di Indonesia,” kata Khaled Nordin.


“Pada masa yang sama, untuk kita berbincang dan meneliti perkara-perkara yang mungkin boleh kita belajar antara satu dengan yang lain, berkongsi antara satu dengan yang lain dan memikirkan jalan ke hadapan,” imbuhnya.


Sepakat dengan Haedar, Khaled Nordin menganggap kesamaan visi Malaysia Madani dan Islam Berkemajuan menjadi modal penting untuk melangkah bersama ke depan.


“Antaranya melalui pendekatan dan amalan Islam berkemajuan yang diasaskan oleh Muhammadiyah, yang mana ia mungkin boleh membantu matlamat Malaysia ketika ini yang mana kepemimpinannya meletakkan visi Malaysia Madani yang mahukan supaya ukuran kejayaan negara tidak hanya berasaskan pada pembangunan fisikal, tapi juga kekuatan dan kemajuan dari segi pemikiran dan juga keruhanian,” pungkasnya.


Selain disambut oleh Haedar Nashir, enam anggota delegasi Pemerintah Malaysia disambut langsung oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, Ketua PP Muhammadiyah, Syafiq A Mughni dan Irwan Akib, beserta Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Agussani.***(afn)

Iklan