JAKARTA — Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad, memberikan apresiasi tinggi terhadap Fachrodin Award 2023 sebagai inisiatif positif yang diselenggarakan oleh Majelis Pustaka dan Informasi Pengurus Pusat Muhammadiyah. Dalam acara Anugerah Fachrodin Award yang berlangsung di Jakarta pada Selasa (28/11/2023), ia menyebut bahwa MPI PP Muhammadiyah adalah ujung tombak bagi perkembangan Muhammadiyah di abad kedua.
Menurut Dadang, Muhammadiyah berhasil mengukir prestasi gemilang di abad pertamanya melalui pendirian institusi pendidikan dan kesehatan. Namun, abad kedua ini, yang digambarkan sebagai era literasi digital, menghadirkan tantangan baru yang harus dihadapi oleh MPI PP Muhammadiyah. “Ini adalah abad literasi digital, ini bentuk tantangan yang harus dihadapi MPI, harus membuat program penguatan literasi digital,” ujar Dadang.
Dadang Kahmad mendorong anggota Muhammadiyah untuk meningkatkan literasi digital, mengingat pentingnya peran internet dalam kehidupan sehari-hari. Fachrodin Award 2023 diharapkan dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan literasi digital di kalangan warga Muhammadiyah.
Lebih lanjut, Dadang Kahmad menyampaikan beberapa manfaat dari Fachrodin Award 2023. Pertama, kegiatan ini dianggap sebagai bentuk penghormatan dan kelanjutan dari cita-cita Fachrodin sebagai tokoh Muhammadiyah dan Pahlawan Nasional yang berdedikasi pada literasi jurnalistik. “Ini merupakan satu kegiatan yang sangat positif melanjutkan cita-cita Fachrodin sebagai tokoh jurnalistik nasional dari kalangan Muhammadiyah,” ucapnya.
Kedua, Fachrodin Award 2023 diakui sebagai sarana untuk mengetahui lebih lanjut tentang kegiatan yang berlangsung di berbagai daerah Muhammadiyah. Sebagai penghargaan yang mengangkat isu-isu lokal, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan gambaran nyata tentang peran dan kontribusi Muhammadiyah di seluruh pelosok Tanah Air. “Kita tahu banyak tulisan-tulisan mengenai kegiatan lokal, tokoh lokal, ataupun aktivitas Muhammadiyah lainnya di pelosok-pelosok negeri,” tambahnya.
Ketiga, Fachrodin Award 2023 diharapkan dapat menjadi motivasi bagi masyarakat Muhammadiyah untuk lebih aktif dalam menulis dan membaca. Dengan tingkat minat baca yang masih rendah di Indonesia, Dadang Kahmad melihat kegiatan ini sebagai pemicu yang potensial untuk meningkatkan minat membaca dan menulis di kalangan masyarakat.
“Rata-rata orang Indonesia yang mau membaca itu hanya 0,01%. Dengan adanya kegiatan ini, ini memicu untuk membaca dan menulis. Inilah mengapa kegiatan ini mesti terus ditingkatkan,” ucap Dadang.
Fachrodin Award 2023 tidak hanya menjadi ajang penghargaan, tetapi juga merupakan momentum untuk membangun literasi digital, mewarisi semangat jurnalistik, dan memperkuat peran Muhammadiyah di tengah dinamika abad kedua yang penuh dengan kemajuan teknologi informasi.
Malam penganugerahan Fachrodin Award 2023 turut dihadiri Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Ketua PP Muhammadiyah Saad Ibrahim, Ketua Majelis Pustaka Informasi (MPI) PP Muhammadiyah Muchlas, Sekretaris Lazismu Pusat Gunawan Hidayat, serta perwakilan MPI dari seluruh Indonesia. Para peraih Fachrodin Award 2023 juga turut hadir untuk menerima penghargaan.
Adapun peraih Fachrodin Award 2023 selengkapnya Kategori Lomba Penulisan yaitu juara 1 Nur Annisa Immaduddin, Juara 2 Ganjar Sri Husodo, Juara 3 Efi Nurul Utama. Sementara itu, kategori konten video juara 1 Andy Prasetya, juara 1 Adhani Rahmanda, juara 3 Tim SD Muhammadiyah PK Kottabarat.
Semangat Literasi Kiai Fachrodin
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan bahwa Fachrodin merupakan merupakan figur unik dan menarik. Ia merupakan tokoh Muhammadiyah dan Nasional yang bergerak dalam ranah literasi dan jurnalistik. Tidak banyak tokoh pada waktu itu yang ingin bergelut di dunia aksara dan informasi.
Mu’ti menyoroti fakta menarik bahwa Fachrodin tidak memiliki pendidikan formal. Dalam setiap kesempatan ditanya darimana sumber belajarnya, Fachrodin dengan tegas menjawab bahwa ia belajar di bawah pohon. Media menjadi alat perjuangannya, sebuah perjuangan yang sukses membawanya menjadi Pahlawan Nasional pada tahun 1960-an.
“Dalam konteks inilah arti penulisan menjadi penting dalam dakwah dan perjuangan umat Islam sehingga Fachrodin kadang disebut sebagai Kiai Revolusioner. Dia pernah menggerakkan para petani untuk memberontak melawan Belanda,” jelas Mu’ti.
Mu’ti menekankan bahwa tradisi menulis adalah bagian integral dari Muhammadiyah, mengacu pada ajaran Rasulullah Saw yang menginstruksikan para Sahabat untuk menulis setiap wahyu yang diterima. “Orang menulis bukan sekadar menuangkan gagasan, tetapi juga bagian dari upaya perjuangan untuk memberikan pencerahan,” tambahnya.
Sebagai inspirasi dari kisah Fachrodin, Mu’ti menyampaikan empat usulan yang relevan dengan konteks saat ini. Pertama, literasi digital. Muhammadiyah diharapkan menjadi pionir dalam membangun kesadaran akan literasi digital, memberikan pelatihan, dan memastikan bahwa anggota masyarakatnya memiliki keterampilan yang cukup untuk berpartisipasi dalam dunia digital.
Kedua, budaya digital. Dalam era digital ini, di mana pesan dan informasi dapat dengan mudah disampaikan melalui berbagai platform online, Muhammadiyah diundang untuk mendorong anggotanya agar aktif menulis dan berbagi pemikiran, ide, dan pandangan mereka.
Ketiga, industri digital. Seiring pergeseran minat pembaca dari koran konvensional ke platform digital, Muhammadiyah diharapkan dapat mengadaptasi kontennya untuk memenuhi kebutuhan pembaca modern. Dengan mengoptimalkan kehadirannya dalam ruang digital, Muhammadiyah dapat memperluas dampaknya dan menjangkau audiens yang lebih luas.
Keempat, dakwah digital. Dalam dunia digital yang berkembang pesat ini, Muhammadiyah dapat menggunakan platform online untuk menyampaikan pesan-pesan Islam yang relevan, mendidik masyarakat tentang ajaran Islam, dan memberikan pandangan positif tentang nilai-nilai kemanusiaan.
“Kalau keempat hal ini bisa kita lakukan secara bersama-sama, saya kira banyak hal yang bisa kita lakukan. Karena itu, Fachrodin Award yang berusaha mengangkat kekayaan yang dimiliki Muhammadiyah yang selama ini mungkin tidak terjangkau publikasi besar, bisa diangkat dengan jurnalisme publik,” ucap Mu’ti.
Melalui empat usulan ini, Mu’ti berharap Muhammadiyah tidak hanya melanjutkan warisan literasi dan jurnalistik yang telah dibangun oleh Fachrodin, tetapi juga beradaptasi dengan dinamika zaman, menjadikan literasi digital, budaya digital, industri digital, dan dakwah digital sebagai pilar-pilar penting dalam perjalanan Muhammadiyah di abad ke-21.
Hidupkan Tradisi Jurnalistik dan Literasi
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan bahwa Fachrodin Award memegang peran strategis sebagai wadah untuk meningkatkan tradisi jurnalistik dan literasi.
“Kepada para pemenang, khususnya anak-anak muda persyarikatan Muhammadiyah dan masyarakat luas, mari manfaatkan momentum Fachrodin Award ini untuk menghidupkan dan memperluas tradisi jurnalistik serta literasi, sehingga masyarakat kita menjadi masyarakat yang gemar membaca, gemar menulis, dan sadar akan ilmu dan literasi,” ungkap Haedar Nashir.
Fachrodin Award, yang mengambil nama dari tokoh Muhammadiyah H Fachrodin, seorang tokoh pers yang merintis Majalah Suara Muhammadiyah dan juga dikenal sebagai Pahlawan Nasional, menjadi penggerak utama dalam memelopori dan menghidupkan tradisi literasi dan jurnalistik. H Fachrodin, seorang sosok yang haus ilmu dan mencintai dunia literasi, memberikan inspirasi yang luar biasa bagi generasi penerus.
Haedar Nashir juga mengekspresikan keprihatinannya terhadap kondisi masyarakat Indonesia yang jauh dari tradisi membaca. Dengan hanya satu dari seribu orang yang memiliki tradisi membaca, Muhammadiyah, melalui Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah, terus mendorong tradisi literasi bagi masyarakat secara umum.
Para pemenang Fachrodin Award 2023 diumumkan pada malam penganugerahan. Kategori Tokoh Inspiratif diraih oleh Ilyas Miloen dari Tanah Rambah, Riau, dan Esty Martiana Rachmie asal Lamongan, Jawa Timur. Sementara itu, kategori Lomba Penulisan menyaksikan kemenangan Nur Annisa Immaduddin (Juara 1), Ganjar Sri Husodo (Juara 2), dan Efi Nurul Utama (Juara 3). Di kategori konten video, Andy Prasetya, Adhani Rahmanda, dan Tim SD Muhammadiyah PK Kottabarat meraih juara masing-masing.
Malam penganugerahan Fachrodin Award 2023 turut dihadiri oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Ketua PP Muhammadiyah Saad Ibrahim dan Dadang Kahmad, Ketua Majelis Pustaka Informasi (MPI) PP Muhammadiyah Muchlas, Sekretaris Lazismu Pusat Gunawan Hidayat, serta perwakilan MPI dari seluruh Indonesia. Para pemenang Fachrodin Award 2023 dengan bangga hadir untuk menerima penghargaan yang mengukir sejarah dalam dunia literasi dan jurnalistik Muhammadiyah.***(MHMD)