Iklan

Iklan

,

Iklan

Inilah 5 Tokoh Muhammadiyah yang Membidani Lahirnya Pancasila

Redaksi
Selasa, 28 Mei 2024, 18:58 WIB Last Updated 2024-05-28T11:58:15Z


JAKARTA --
Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, lahir dari proses panjang yang melibatkan banyak tokoh dari berbagai latar belakang. Salah satu organisasi yang memiliki kontribusi signifikan dalam pembentukan Pancasila adalah Muhammadiyah. 


Organisasi ini, yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1912, telah memainkan peran penting dalam pembentukan karakter bangsa dan pemikiran kebangsaan Indonesia. Berikut adalah beberapa tokoh Muhammadiyah yang berperan dalam kelahiran Pancasila:


1. Ki Bagus Hadikusumo


Ki Bagus Hadikusumo adalah salah satu tokoh utama Muhammadiyah yang berperan penting dalam sidang-sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Ia dikenal sebagai tokoh yang tegas dalam mempertahankan prinsip-prinsip Islam dalam pembentukan dasar negara.


Selama sidang BPUPKI, Ki Bagus Hadikusumo memperjuangkan agar nilai-nilai Islam tercermin dalam dasar negara Indonesia. Meski demikian, ia juga menunjukkan sikap kompromi dan toleransi ketika menerima Piagam Jakarta yang mencantumkan kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Ketika akhirnya kalimat ini diubah demi persatuan nasional, Ki Bagus Hadikusumo tetap mendukung Pancasila sebagai dasar negara dengan semangat kebersamaan dan persatuan.


2. KH. Mas Mansur


KH. Mas Mansur, seorang ulama dan tokoh Muhammadiyah, juga berperan penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia dan dalam perumusan Pancasila. Sebagai anggota BPUPKI, KH. Mas Mansur aktif dalam diskusi-diskusi yang membahas dasar negara. Selain itu, ia adalah bagian dari kelompok Empat Serangkai bersama dengan Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Ki Hajar Dewantara, yang berperan besar dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.


KH. Mas Mansur mendukung gagasan Pancasila sebagai dasar negara yang dapat menyatukan berbagai golongan dan agama di Indonesia. Pandangannya tentang pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa tercermin dalam kontribusinya pada proses perumusan Pancasila.


3. Dr. Abdul Kahar Muzakir


Dr. Abdul Kahar Muzakir, seorang tokoh Muhammadiyah lainnya, turut aktif dalam BPUPKI dan PPKI. Sebagai seorang akademisi dan pemimpin Muhammadiyah, Dr. Abdul Kahar Muzakir memberikan pandangan-pandangan intelektual yang mendukung pengembangan konsep Pancasila. Ia berusaha memastikan bahwa dasar negara Indonesia mencerminkan nilai-nilai moral dan agama yang kuat, sekaligus mampu mengakomodasi keragaman budaya dan agama di Indonesia.


4. Mr. Kasman Singodimedjo


Mr. Kasman Singodimedjo adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara. Sebagai seorang pejuang kemerdekaan, pemimpin, dan tokoh Muhammadiyah, Kasman memberikan kontribusi signifikan dalam pembentukan fondasi negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Berikut adalah penjelasan mengenai peran dan kontribusi Mr. Kasman Singodimedjo dalam kelahiran Pancasila.


Mr. Kasman Singodimedjo adalah anggota BPUPKI dan PPKI. Kedua badan ini memainkan peran kunci dalam merumuskan dasar negara dan mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang BPUPKI, Kasman Singodimedjo aktif berpartisipasi dalam diskusi dan perdebatan mengenai dasar negara. Ia dikenal sebagai tokoh yang memiliki pandangan moderat dan mampu menjembatani berbagai kepentingan dan pandangan yang berbeda dalam sidang tersebut. Kasman mendukung gagasan bahwa dasar negara Indonesia harus mampu mengakomodasi keragaman suku, agama, dan budaya yang ada di Indonesia.


5. Ir. Sukarno


Ir. Sukarno, yang kelak menjadi Presiden pertama Indonesia, memainkan peran sentral dalam pembentukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Pada tanggal 1 Juni 1945, dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Sukarno mengemukakan gagasannya tentang lima prinsip yang dapat menjadi dasar negara Indonesia merdeka. Pidato ini kemudian dikenal sebagai lahirnya Pancasila.


Sukarno mengusulkan lima prinsip utama yang kemudian dikenal sebagai Pancasila:


1. Kebangsaan Indonesia: Menekankan pentingnya persatuan dan identitas nasional.

2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan: Menggarisbawahi solidaritas dan kemanusiaan universal.

3. Mufakat atau Demokrasi: Mengutamakan pengambilan keputusan melalui musyawarah dan demokrasi.

4. Kesejahteraan Sosial: Menekankan pada keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

5. Ketuhanan yang Berkebudayaan: Menghormati kebebasan beragama dan mengakui keberadaan Tuhan.


Muhammadiyah, melalui pendidikan dan dakwah, telah berperan besar dalam membentuk karakter bangsa Indonesia. Pendidikan yang diusung oleh Muhammadiyah tidak hanya menekankan pada aspek keilmuan tetapi juga pada pembentukan akhlak dan moral yang baik. Hal ini sesuai dengan semangat Pancasila yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan persatuan.


Dalam perjalanan sejarahnya, Muhammadiyah telah mendirikan banyak sekolah, rumah sakit, dan berbagai lembaga sosial yang berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Kontribusi ini merupakan manifestasi dari nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, di mana Muhammadiyah terus berupaya mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan prinsip-prinsip kemanusiaan dan persatuan.


Peran tokoh-tokoh Muhammadiyah dalam kelahiran Pancasila tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Dengan semangat perjuangan, toleransi, dan komitmen terhadap persatuan, tokoh-tokoh Muhammadiyah seperti Ki Bagus Hadikusumo, KH. Mas Mansur, dan Dr. Abdul Kahar Muzakir, telah memberikan kontribusi berharga dalam perumusan dasar negara Indonesia. Nilai-nilai yang mereka perjuangkan terus hidup dalam semangat Pancasila, yang menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia hingga saat ini.***

Iklan