BANDUNG – Pandemi Covid 19 melanda hampir di seluruh Negara tidak terkecuali Indoneisa. Sudah setahun berlalu sejak pandemi COVID-19 melanda, namun, hingga kini belum kunjung berakhir. Pemutusan kontrak kerja atau PHK terjadi di mana-mana. Sektor usaha pun belum sepenuhnya pulih.
Di tengah kegelisahan akibat pandemik ini, jiwa sosial saling bantu harus ditumbuhkan untuk saling membantu sesama. Dalam rangka meningkatkan jiwa saling bantu inilah Pemuda Muhammadiyah Kota Bandung menggelar kegiatan Jum’at berkah kemarin (26/2/2021).
Kegiatan Pemuda Saling Bantu (PSBB) ini ialah membagikan beras kepada masyarakat yang membutuhkan, yakni Sopir Angkot, Pemulung, Tukang Becak dan Petugas Kebersihan. Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian dari Pemuda Muhamamdiyah Kota Bandung menyikapi dampak pandemi Covid-19, khususnya dalam aspek ketahanan pangan.
bagi-bagi beras rutin
Cepi Aunilah, Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Bandung, mengatakan bahwa kegiatan bagi-bagi beras ini rutin dilaksanakan setiap hari Jum’at per minggu.
“Kegiatan bagi-bagi beras ini merupakan kegiatan yang rutin dilaksankan setiap hari Jumat. Dan, sekarang sudah memasuki kegiatan yang kedua kalinya. Lokasi yang dijadikan tempat pembagian beras yaitu di Jl. Wastukencana, Jl. Merdeka, JL. Jawa, JL. Diponogoro dan Jl. Ibrahim Adjie. Jumlah beras yang dibagikan pada hari Jumat, 26 Feb 2021 ini 200 paket beras dengan berat 3 Kg.” katanya seperti rilis yang diterima redaksi bandungmu.com.
Pemuda Muhammadiyah Kota Bandung berharap pandemi Covid-19 ini cepat berakhir agar dampak sosial kepada masyarakat bisa segera teratasi dengan menghidupkan jiwa tolong menolong. Apalagi, jumlah kasus positif di Kota Bandung setiap harinya selalu bertambah sehingga kegiatan masyarakat dibatasi.
“Kita dalam posisi ini memerlukan toleransi yang cukup besar. Rasa tolong menolong harus kita munculkan pada semua orang yang ada di sekitar kita.” tegasnya.
Pak Cepi juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut bergerak membantu sesama dengan bersedekah dan berwakaf, terlebih di tengah pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.
“Dalam Pandemi ini, kesempatan besar untuk bergerak. Pandemi itu hikmahnya untuk bergerak, tidak untuk diam. Bagaimana hati ini bergerak, pikiran ini bergerak, nurani ini bergerak. Perasaan ini bergerak, lalu kemudian tidak akan bisa di kekang lagi bagaimana tangan dan kaki ini bergerak,” pungkasnya penuh hikmah.