Indonesia beruntung punya dua tokoh Islam dan tokoh bangsa ini. Mereka adalah ulama dan orang hebat yang berkontribusi nyata untuk agama dan bangsa.
Bahkan hingga saat ini, jasa-jasa dari baik keduanya dinikmati generasi selanjutnya yang semakin hari semakin berkembang dalam menebar manfaat bagi umat dan negara. Ya, dua ulama ini adalah KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari.
Seperti apa ketersambungan sanad mereka kepada leluhurnya bahkan kepada Nabi Muhammad SAW? Simak ulasan berikut yang dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, Kamis 28 Juli 2022.
Berdasarkan penelitian terhadap berbagai khazanah sastra Melayu, pemikir Islam Malaysia, Prof Dr M Naquib Al-Attas, menilai Islam masuk ke Nusantara sejak masa sahabat Nabi, yaitu antara abad ke-6 dan 7 Masehi.
Meskipun Islam telah menyentuh Barus, Sumatera, nyatanya persebaran Islam tidak merata di seluruh Nusantara.
Di pulau Jawa, persebaran Islam dikenal melalui perjuangan sembilan ulama yang dikenal sebagai Wali Songo sejak abad ke-15 Masehi.
Di antara sembilan wali itu, ada dua nama yang keturunannya kelak membawa berkah bagi umat Islam dan bangsa Indonesia, bahkan dunia. Nama itu Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) dan adalah Sunan Giri (Raden Paku).
Dari kedua wali inilah, dua tokoh besar bangsa Indonesia, yakni KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari, memiliki sanad perjuangan menegakkan Islam di bumi Nusantara.
KH Ahmad Dahlan keturunan Sunan Gresik alias Maulana Malik Ibrahim
Sutrisno Kutoyo dalam "Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Persyarikatan Muhammadiyah" (1982) menukil catatan dari Eyang Abdurrahman, Plasakuning, Yogyakarta, terkait silsilah KH Ahmad Dahlan yang bersambung ke Maulana Malik Ibrahim.
Urutan sanad tersebut adalah KH Ahmad Dahlan bin KH Abu Bakar bin KH Muh Sulaiman bin Kiai Murtadhlo bin Kiai Ilyas bin Demang Juru Kapindo bin Demang Juru Sepisan bin Maulana Sulaiman bin Maulana Fadhilah bin Maulana Ainul Yakin bin Maulana Ishak bin Maulana Malik Ibrahim.
Maulana Malik Ibrahim sendiri yang digelari sebagai Sunan Gresik adalah seorang wali paling senior di antara sembilan wali. Drewes dalam "New Light on the Coming of Islam to Indonesia" (1968) menyebutnya sebagai sosok yang paling awal berdakwah menyebarkan Islam di bumi Jawa.
Sumber sejarah pascakolonial bahkan menyebut ulama kelahiran Kashan, Persia (Iran), ini sebagai seorang wali yang sakti karena berhasil menembus medan dakwah di bumi Jawa yang terkenal alot sehingga sejak Islam masuk di Nusantara dakwah Islam terbilang tidak pernah berhasil.
Dari catatan As-Sayyid Bahruddin Ba’alawi Al-Husaini pada "Ensiklopedi Nasab Ahlul Bait", Maulana Malik Ibrahim adalah seorang sayyid atau keturunan Nabi Muhammad SAW.
Urutan tersebut adalah As-Sayyid Maulana Malik Ibrahim bin As-Sayyid Barakat Zainal Alam bin As-Sayyid Husain Jamaluddin bin As-Sayyid Ahmad Jalaluddin bin As-Sayyid Abdullah bin As-Sayyid Abdul Malik Azmat Khan bin As-Sayyid Alwi Ammil Faqih bin As-Sayyid Muhammad Shahib Mirbath bin As-Sayyid Ali Khali Qasam bin As-Sayyid Alwi bin As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid Alwi bin As-Sayyid Ubaidillah bin Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin Al-Imam Isa Ar-Rumi bin Al-Imam Muhammad An-Naqib bin Al-Imam Ali Al-Uraidhi bin Al-Imam Ja’far Shadiq bin Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Al-Imam Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib suami dari Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Rasulullah Muhammad Rasulullah SAW.
KH Hasyim Asy’ari keturunan Sunan Giri
Sementara itu, pendiri Nahdlatul Ulama yaitu KH Hasyim Asy’ari diketahui sebagai keturunan Sunan Giri. Sunan Giri adalah seorang wali yang meneruskan dakwah Islam ketika Maulana Malik Ibrahim wafat pada 1419 masehi.
Rizem Aizid dalam "Biografi Ulama Nusantara Disertai Pemikiran dan Pengaruh Mereka" (2016) menyebut KH Hasyim Asy’ari memiliki ketersambungan nasab dengan Sunan Giri dari garis ibunya, yaitu Halimah, sebagai keturunan kedelapan Jaka Tingkir atau Sultan Pajang.
Jaka Tingkir adalah putra dari Raden Ainul Yaqin atau yang digelari sebagai Sunan Giri. Nama lain dari Sunan Giri adalah Maulana 'Ainul Yaqīn atau (Raden Paku). Beliau diperkirakan lahir pada 1442 di wilayah Kerajaan Majapahit, yaitu Blambangan (sekarang Banyuwangi).
Ibu Sunan Giri adalah putri dari Raja Blambangan, yaitu Dewi Sekardadu. Dari ayah Sunan Giri, Syekh Maulana Ishaq Al-Maghribi, inilah silsilah nasabnya tersambung ke Rasulullah SAW.
Syekh Maulana Ishaq Al-Maghribi merupakan seorang sayyid atau keturunan Nabi Muhammad SAW dari jalur Husein bin Ali bin Abi Thalib RAW, suami dari putri Nabi Muhammad SAW, Fathimah Az-Zahra RA.
Alik Al Adhim dalam "Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa" (2015) menyebut warisan dakwah Sunan Giri yang tetap wujud hingga masa ini adalah permainan anak-anak Jelungan, lagu Lir-Ilir, Cublak-Cublak Suweng beserta tembang macapat Asmarandana dan Pucung yang berisi tentang pengajaran intisari syariat Islam.
Demikianlah dua silsilah nasab ulama besar Indonesia. Tidak hanya mewarisi nama besar para buyutnya, KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari juga meneruskan dakwah menebarkan Islam Rahmatan lil ‘Alamin di bumi Nusantara.
Bahkan manfaatnya kini telah dirasakan oleh umat muslim dan banyak manusia di berbagai belahan dunia.
_________________________________________
Penulis: Afandi
Sumber: muhammadiyah.or.id
Editor: Feri A