Iklan

Iklan

,

Iklan

Muhammadiyin Itu Kalo Melucu, Ya Lucu Mencerahkan dong!

Redaksi
Sabtu, 26 November 2022, 13:06 WIB Last Updated 2022-11-26T06:06:31Z


BANDUNG
- Ada tiga hal abu di “Muhammadiyin” (orang-orang Muhammadiyah). Ketiganya adalah poligami, merokok, dan melucu. Kalau ada warga atau tokoh Muhammadiyah yang melakukan tiga hal itu, mereka adalah kelompok minoritas.


Dari tiga kelompok minoritas itu, ada yang sembunyi-sembunyi dan ada yang terang-terangan. Mereka yang poligamai cenderung sembunyi-sembunyi dengan kawin siri. Kawin ngumpet, apalagi bagi yang kebelet. Adapun para perokok, mereka tidak bisa sembunyi. Karena merokoknya berasap. Mau sembunyi dimana?


Lantas bagaimana dengan mereka yang suka melucu? Mereka ini sering dikritik dengan Hadits Nabi: terlalu banyak tertawa bisa mematikan hati. Bahkan, ketika ada sekelompok anak muda Muhammadiyah yang membuat “aliran” Muhammadyah Garis Lucu (MGL), ada banyak orang yang protes.


Muhammadiyah tidak boleh untuk dagelan dan guyonan. katanya, nama itu merusak citra Muhammadiyah. 


Akhirnya, para pentolan dan fans merubah kepanjangan MGL menjadi Muhammadiyin Garis Lucu. Dibuat dalam bahasa Arab agar dianggap pandai bahasa Arab. Padahal belum tentu mereka mahir bahasa Arab! Bukan begitu ya akhi?


Meski faktanya, banyak orang Muhammadiyin itu suka melucu. Buktinya? MGL tetap eksis. Kalau ada muballigh Muhammadiyah yang lucu, dia pasti “laku”. 


Bahkan mereka paling laris. Jumlah mereka memang tidak banyak. Kalau mencari muballigh berilmu, jumlahnya segudang, tetapi muballigh lucu sangat jarang. Muballigh lucu di Muhammadiyah itu stoknya terbatas. Limited edition. Namun, para muballigh itu, menjadi idola dan legenda.


Salah satu yang sangat hebat adalah Allah yarhammuhu KH AR Fakhrudin atau biasa dipanggil Pak AR. Beliau seorang ketua umum PP MUhammadiyah paling lama dalam sejarah Muhammadiyah. 


Nama Pak AR begitu lekat di hati warga persyarikatan Muhammadiyah, ummat, dan masyarakat karena keulamaan, kesederhanaan, dan -yang khas- kelucuan.


Kadar Lucu Mencerahkan


Ceramah-ceramah Pak AR selalu “dalem” dan “adem”. Pak AR menjadi teladan yang belum, bahkan tak akan pernah tergantikan.


Tokoh Muhammadiyah yang juga dikelan dan terkenal lucu adalah Moeslim Abdurrahman atau yang sering dipanggil Kang Moeslim. Kelucuan Kang Moeslim sangat dikenal di kalangan internal dan eksternal Muhammadiyah. 


Kang Moeslim menggunakan “joke” dan “humor” untk menyampaikan kritik dalam berbagai hal, termasuk untuk mengutarakan isi hati.


Bagi redaksi MGN, kadar atau tingkat kelucuan orang-orang Muhammadiyah paling tinggi juga 60 persen. Beda dengan orang nahdliyin (NU) tingkat kelucuannya bisa menyaingi dewa, lho. 


Bahkan, sudah menjadi lalapan seperti orang Sunda makan pake sambel...Artinya orang-orang NU itu lucunya ya bermutu, ya lucu beneran...kayak lawak. Pokoknya lucunya orang NU itu cair...dan menjiwai.  

 

Guyon Prof Mu'ti tentang Gelar Honoris Causa


Di Indonesia, gelar akademik tampaknya masih jadi incaran dan lambang ketenanaran. Di mata sebagian masyarakat, gelar akademik itu masih dianggap menjadi sebuah prestise yang tinggi. 


Tidak heran kalau banyak yang mengejar gelar akademik ini. Tidak salah, namun kalau caranya salah, jadinya ya gimana…


Misal, di Indonesia gelar ‘Drs’ juga bisa berarti doctors. Nah? Maksudnya, ada orang yang memiliki banyak gelar doktor.


“Kok bisa? Di New Zealand, bisa mendapatkan satu gelar doktor saja susah sekali.”


Beda dengan di Indonesia, banyak orang yang mendapatkan gelar doktor honoris causa. Ada yang bisa sampai mendapatkan tiga, bahkan lima gelar doktor honoris causa.


“Hebat sekali dia.” 🙂


“Bisa jadi hebat betul.”


Paling tidak ada dua golongan penerima gelar honoris causa. Sebagian penerima itu, karena memang secara keilmuan sangat hebat. Sebagian lainnya, lebih karena sedang menjadi pejabat.


“Untuk para pejabat, kampus-kampus seperti berlomba memberikan gelar honoris causa.”


Itulah hebatnya orang Indonesia. Bangsa ini sangat dermawan. 

Iklan