Iklan

Iklan

,

Iklan

Syamsul Ulum

Panitia Muktamar, Lelah Menjadi Amal Shaleh

Redaksi
Selasa, 22 November 2022, 09:10 WIB Last Updated 2022-11-22T02:10:23Z


Oleh: Ace Somantri,
Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung)


Sejak kedatangan di Solo, kami bersama keluarga besar persyarikatan Muhammadiyah kabupaten Bandung wilayah Jawa Barat dengan penuh antusias disambut panitia penerima di kota Surakarta PW Muhammadiyah Jawa Timur. 


Sajian minum dan makanan di dapur umum bukti kami di sambut baik. Khusus peserta, dari LO yang ditugaskan jauh sebelum datang ke kota Solo, mereka sudah menyapa lebih dulu. 


Alhamdulillah, sejak kedatangan ke lokasi registrasi di gedung walidah, kita peserta menikmati sajian khusus baso di truck baso dari lazismu Jawa Timur. Tim relawan dari berbagai divisi, terlihat mereka sangat sibuk melayani para tamu dari jauh, baik peserta juga para penggembira yang datang terlebih dahulu datang sebelum pembukaan resmi muktamar. 


Memang kami sebagai peserta benar-benar di layani, menikmati jamuan malam pertama di suguhi acara yang menghibur jiwa dan raga, sudah lama tak jumpa sebuah konser seni. Imajinasi dari grup musik Letto membawakan lagu-lagu dengan lirik yang imajinatif, malam itu serasa kembali pada usia masa sekolah menengah atas, dan ingat masa-masa remaja yang lebih banyak menikmati musik band anak muda. 


Entah apa tujuan panitia penerima menjamu kami dengan hiburan yang membahagiakan, namun berusaha berpikir positif bahwa niat ketua panitia menerima dengan sajian nyanyian dan iringan musik bermacam jenis nyanyian dan musik, bagi generasi orang tua diberikan penampilan musik keroncong dan sedikit lebih muda di tampilkan grup musik band terkenal Letto yang berasal dari Jawa Tengah tampil mempesona di edutorium UMS.


Terima Kasih ketua Panitia Pusat bapak Drs. H. Marpuji, M.Si dan Dr. KH. Tafsir serta Prof. Sofyan Anif, beserta seluruh crew relawan di berbagai divisi. Kiranya pantas mereka mendapatkan apresiasi lebih, tidak hanya sekedar ucapan terima kasih semata melainkan di berikan penghargaan yang layak. 


Kami yakin, kampus megah nan indah berwibawa terlihat membanggakan warga persyarikatan bermanfaat banyak orang, membuat siapapun melihat takjub akan kemegahan kampus Muhammadiyah yang dirawat dengan baik, apalagi belum lama UMS membuka cabang kelas luar negeri di Korea Selatan, itu lebih membanggakan lagi karena kampusnya mampu menembus pasar global. 


Maaf seribu maaf, kami datang hanya merepotkan keluarga besar persyarikatan Muhammadiyah Jawa Tengah. Semoga lelah para penggerak dan pencerah agama Allah SWT melalui persyarikatan Muhammadiyah di seluruh Jawa Tengah, baik Pimpinan Wilayah, daerah, cabang dan ranting Muhammadiyah serta seluruh amal usahanya mendapatkan balasan setimpal berlipat ganda, serta diberikan keberkahan dengan kemajuan yang luar bisa dan hebat. 


Siapapun mereka para penggerak diberikan sehat jasmani dan ruhani. Amaliayahnya tidak berhenti dalam ruang terbatas di dunia, melainkan menembus dinding langit menyampaikan pesan bahwa segala hal ihwal yang terjadi luar biasa hebat, keadilan dan kebenaran yang hakiki itu semua milik-Nya. 


Kita bisa bayangkan, kontribusi peserta muktamar yang hanya 500.000 rupiah lebih kurang dapat menikmati lebih dari nilai uang tersebut, selama dua malam dan tiga hari di hotel dilayani dengan hormat dan santun. 


Para LO setiap saat selalu standby selalu memberi kabar perjalanan kemanapun peserta harus hadir. Mereka para mahasiswa UMS yang pada ramah, terlihat tidak lelah malah selalu terlihat bahagia. 


Semoga mahasiswa UMS terus bertambah dari tahun ke tahunnya, para dosen dan karyawannya sejahatera. Dan juga gerak langkah dakwah persyarikatan Muhammadiyah di Jawa Tengah terus maju memberi sinar pencerahan pada warga masyarakat. 


Kami banyak memetik arti dari sebuah kekhusuan berdakwah secara berjamaah, sekalipun bukan daerah atau kota julukan pendidikan. Namun, faktanya UMS simbol kemajuan dakwah Muhammadiyah di Jawa Tengah. 


Muktamar di Solo pasti tidak murah, berharap kita semua tidak terbius fatamorgana gebyar dan megahnya sebuah gedung membanggakan. Itu semua simbol dari hasil kerja keras dan cerdas serta ikhlas. 


Bagi persyarikatan Muhammadiyah yang belum sehebat dan semewah Jawa Tengah, tidak melongo hanya takjub saja, melainkan segera menyusun renca strategi dan aksi mengejar ketertinggalan dalam berdakwah amar maruf nahyi munkar. 


Di Solo menjalin Ukhwah, berharap tidak sekedar menghabiskan harta dan waktu dengan gembira setelah pulang kembali lupa apa yang harus dikerjakan, semoga tidak lupa. Tradisi dan rutinitas, biasanya setelah muktamar di susul dengan permusyawaratan tingkat wilayah dan daerah, hingga cabang dan ranting Muhammadiyah. 


Di Solo kita bertemu, di Surakarta kita berpisah namun ukhwah tetap terjaga untuk persyarikatan jaya. Wallahualam. ***


Semarang, November 2022

Iklan