Iklan

Iklan

,

Iklan

Syamsul Ulum

Hizbul Wathon, Pengawal Falsafah Negara Pancasila

Redaksi
Minggu, 04 Desember 2022, 15:48 WIB Last Updated 2022-12-04T08:48:42Z


Oleh: Ace Somantri,
Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung)


BANDUNG - Sejak tahun 1918 kepanduan Hizbul Wathon sudah diprakarsai kelahiranya oleh KH Ahmad Dahlan. Organisasi otonom ini termasuk tidak terlalu jauh kelahirannya dengan Muhammadiyah dan Aisyiyah, sehingga relatif sudah melebihi satu abad lamanya. 


Kedewasaan organisasi otonom ini terlihat para penggeraknya terdiri dari orang-orang terbilang cukup berusia, namun terlihat tampilan performa semangat juangnya tidak diragukan. 


Sempat pernah mendengar ucapan dari aktivis yang megabdikan diri sehari-harinya di sekolah Muhammadiyah menyampaikan keluhan bahwa di sekolah tempatnya berkhidmat sulit mengganti Pramuka ke Hizbul Wathon. Selain sudah berjalan cukup lama, Pramuka juga karena ada keterkaitan psikologis dengan dinas pendidikan yang menggalakan gerakan kepanduan Pramuka. 


Peristiwa tersebut bukan hanya dialami di satu tempat, melainkan sangat memungkinkan di tempat lain pun mengalami hal yang sama. Padahal jika di lihat catatan historisnya, Hizbul Wathon merupakan kepanduan pertama lahir di bumi Nusantara dan merupakan kepanduan original yang didirikan oleh pejuang atau pahlawan nasional Indonesia. 


Berbeda dengan kepanduan Pramuka yang dalam sejarahnya kalau tidak salah dibawa oleh orang asing, atau berkebangsaan Inggris. Namun karena nilai-nilai ajaran kepanduanya baik, dikembangkanlah menjadi kepanduan resmi di Indonesia. 


Sementara kepanduan Hizbul Wathon sekalipun berasal dari tanah air sendiri, karena terindikasi ada pertimbangan politis pada masa penjajahan hingga masa awal kemerdekaan Indonesia, direkomendasikanlah kepanduan Pramuka untuk dikembangkan.


Padahal, kepanduan Hizbul Wathon secara langsung menjadi pengawal falsafah negara yaitu Pancasila. Hizbul Wathon, para aktivisnya sejak awal menjadi bagian dari para pejuang kemerdekaan, bahkan sang Jenderal Besar Soedirman pun sosok pejuang dan pahlawan yang berasal dari aktivis gerakan kepanduan Hizbul Wathon. Karena itu, sangat tidak disangsikan keahlian perang dan strateginya didapat dari gerakan pandu Hizbul Wathon. 


Spirit dan daya juang para anggota pandu Hizbul Wathon hingga saat ini secara simbolik masih terlihat nuansa perlawanan terhadap kaum penjajah kala masih di masa perjuangan. Hal itu terlihat dari pakaian seragam serta atribut yang dikenakan serta beberapa kegiatannya serasa masih berada di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.


Hizbul Wathon sebagai pengawal falsafah negara, nilai-nilai Pancasila mengandung spirit kejuangan dan cinta tanah air Indonesia. Janji setia yang pertama, yaitu setia mengerjakan kewajiban saya kepada Allah SWT, Undang-undang dan Cinta Tanah air. 


Janji setia tersebut menjadi watak para anggota pandu Hizbul Wathon dalam menjaga dan mengawal Pancasila, dimana yang isinya ketaatan berdasar pada sila pertama, yaitu  ke-Tuhan-an Yang Maha Esa. 


Termasuk dalam undang-undang Hizbul Wathon, makna yang terkandung semua berisi nilai-nilai kepanduan yang memancar dalam kehidupan sehari-hari sebagai pengamal dan penggerak yang memiliki sifat-sifat kemandirian, kedisiplinan, Ketangkasan dan Keterampilan. Sifat tersebut dikemas dalam jiwa keperwiraan seorang pemuda yang tangguh, gagah dan berani. 


KRH Hajid sebagai pengusul nama kepanduan Hizbul Wathon atau HW telah menjadi nilai sejarah tersendiri, terlebih bagi Muhammadiyah telah memberi tambahan nutrisi para pejuang kemerdekaan kala itu. 


Sebagai organisasi otonom tertua setelah Aisyiyah yang melampaui waktu satu abad bukan waktu sebentar, Hizbul Wathon telah melahirkan tokoh bangsa sekaliber Jenderal Besar Soedirman menjadi catatan sejarah yang bernilai bagi bangsa Indonesia. 


Nilai-nilai kepanduan HW telah memumpuk rasa cinta tanah air dan membangun kesetiakawanan pada sesama maupun makhluk lainnya untuk tetap saling menjaga, menghargai dan saling menghormati dalam janji setia para anggota pandu dimanapun berada, baik dari kwartir pusat hingga pada level anggota dalam satu qobilah di masing-masing unit di amal usaha Muhammadiyah. ***


Bandung, Desember 2022

Iklan