Iklan

Iklan

,

Iklan

Universitas Muhammadiyah Harus Kuatkan Mental Kewirausahaan Mahasiswa

Redaksi
Sabtu, 01 Juni 2024, 10:11 WIB Last Updated 2024-06-01T03:11:31Z


SURAKARTA –
Ekonomi dari dahulu sampai sekarang menurut Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Bambang Setiaji menjadi salah satu kunci kemajuan kehidupan peradaban.


Sebagai Ketua Majelis Diktilitbang, Prof. Bambang juga menyoroti tentang pentingnya mengajarkan kemandirian atau kewirausahaan kepada mahasiswa. Sebab, lapangan pekerjaan sekarang tidak banyak, namun lulusan terus bertambah.


Guru Besar Bidang Ekonomi Tenaga Kerja ini berharap ekonomi umat Islam semakin meningkat. Maka dakwah ekonomi menjadi jalan yang mesti ditempuh oleh organisasi Islam, termasuk Persyarikatan Muhammadiyah.


“Tidak boleh melupakan masalah dakwah ekonomi ini. Umat harus dididik berusaha,” ungkap Bambang pada Jum’at (31/5/2024) dalam Webinar Series AIK: Dinamika Peran Muhammadiyah Membangun Ekonomi Kebangsaan.


Tidak boleh umat hanya menggantungkan hidupnya dari gaji, tapi harus dibarengi dengan kewirausahaan – ini juga diharapkan kepada Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) supaya mengajarkan kewirausahaan.


Termasuk sekolah-sekolah Muhammadiyah diharapkan Bambang supaya bisa semakin mandiri, dengan memperkuat sendi ekonomi – sehingga tidak hanya bergantung pada SPP atau yang lain dari peserta didik.


Di sisi lain, dia memandang karena penghasilan sebagai guru di sekolah-sekolah konvensional yang rendah, lulusan FKIP PTMA harus kreatif dan inovatif misalnya dengan membangun Homeschooling dengan jaringan yang dimiliki.


“Termasuk perawat-perawat kalau kita konvensional juga tidak cukup, rumah sakitnya tidak banyak. Sementara lulusan keperawatan banyak sekali. Didik itu menjadi kemandirian,” ungkap Bambang.


Praktek tersebut diharapkan juga dilakukan untuk jurusan-jurusan lain, termasuk arsitektur dan lain sebagainya. Dia memandang kemandirian itu bisa dilakukan sebab saat ini telah didukung oleh kemajuan teknologi informasi.


Dinamika Sekolah Muhammadiyah


Sekolah Muhammadiyah senantiasa dihadapkan pada tantangan sesuai dengan perkembangan zaman, untuk itu diperlukan sinergi dalam menjawab setiap tantangan yang datang.


Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sayuti pada Kamis (30/5/2024) dalam pembukaan Forum Ta’aruf dan Orientasi Siswa (Fortasi) Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Muhammadiyah, pada Kamis (30/5) di Yogyakarta.


Pembukaan Fortasi 2024 ini diselenggarakan secara hybrid di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta, dan diikuti oleh seluruh jaringan pelajar Muhammadiyah di Indonesia melalui Zoom Meeting dengan mengangkat tema “Be Creative and Impactful”.


Sayuti dalam sambutannya menyampaikan dibutuhkan sinergi antara Forum Guru Muhammadiyah (FGM) dengan IPM untuk menghadapi dinamika tantangan yang dihadapi oleh sekolah-sekolah Muhammadiyah.


Oleh karena itu, sinergi yang sudah dibangun antara FGM dengan IPM menurut Sayuti sudah sangat tepat karena dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi di sekolah Muhammadiyah.


“Inisiatif PP IPM untuk melibatkan Majelis Dikdasmen dan FGM luar biasa karena ekosistem IPM ada di sekolah. Majelis dan FGM, diajak bersama untuk memahami visi misi IPM,” ungkapnya.


Sayuti memperkirakan, jika sinergi berhasil dibangun secara melintas – tidak hanya antara FGM dengan IPM, tapi juga dengan yang lain, setidaknya 70 persen permasalahan yang dihadapi sekolah Muhammadiyah terselesaikan.


“Oleh sebab itu, saya kira tujuh puluh persen masalah sekolah Muhammadiyah bisa terselesaikan, core of the core nya sistem indonesia adalah guru. Maka kalau tidak melibatkan guru, pendidikan tidak bisa jalan. Ini harus terus dilakukan tidak hanya dalam launching saja tapi juga seterusnya,” ucap Sayuti.


Lebih lanjut, Sayuti mengatakan IPM harus melakukan pembaruan untuk menuntaskan permasalahan pendidikan di Indonesia. Kehadiran IPM diharapkan berdampak pada pembangunan image tersendiri baik itu ke IPM, maupun ke sekolah Muhammadiyah.


“Sekolah harus unggul, IPM juga unggul maka harus sama-sama building image yang positif dan futuristik di sekolah muhammadiyah. IPM secara terukur harus melakukan pembaruan dalam konteks organisasinya untuk menuntaskan problem pendidikan di indonesia,” pungkasnya.


Turut hadir dalam kegiatan ini Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhammad Sayuti, Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Agus Suroyo, Ketua PP IPM Riandy Prawita, dan turut hadir secara daring Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PNF Didik Suhardi.***

Iklan