Iklan

Iklan

,

Iklan

Syamsul Ulum

Welas Asihnya Muhammad Kecil Memerdekakan Budak

Redaksi
Selasa, 11 Oktober 2022, 15:43 WIB Last Updated 2022-10-11T08:43:11Z


Oleh: KH. Irfan Amalee, MA & Ust. Dadang Ramadhan, S.Ag


Muhammad kecil diajak keliling pasar Ukaz oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Nabi menyakiskan beragam komiditas dijajakkan. Dari ternak, sayuran, kerajinan, dan barang lainnya. Namun, hal yang menarik perhatian Muhammad adalah kios yang menjual manusia!


“Kakek, mengapa manusia itu diperjualbelikan seperti hewan?” tanya Muhammad keheranan.


“Mungkin orangtuanya terjerat hutang sehingga mereka membayarnya dengan menyerahkan anaknya. Ada juga yang diculik dan dijual seperi Barakah,” Abdul Muthalib menjelaskan sambil menyebutkan Barakah, pelayan keluarga Abdul Muthalib sekaligus pengasuh Muhammad.


Mendengar nama Barakah, Muhammad kaget. Dia baru sadar bahwa perempuan baik yang mengasuhnya adalah seorang budak.


Muhammad lalu menghampiri Barakah dan memintanya menceritakan kisahnya.


Sambil mendudukkan Muhammad kecil di pangkuannya, Barakah bercerita.


“Aku dilahirkan di keluarga terpandang di Abisinia. Di suatu hari, aku dan keluargaku sedang bertamasya, tiba-tiba sekawanan pemberontak yang menentang Raja Abisinia datang dan menculikku. Mereka membawaku ke Sungai Nil dan dinaikkan ke kapal untuk dijual di Mesir. Seorang pedagang budak dari Madyan membeliku dan membawaku ke Ashkelon. Di sanalah Abdul Muthalib membeliku dan sejak itu aku menjadi budak dan pelayan di keluargamu.”


Mendengar cerita itu, Muhammad langsung turun dari pangkuan Barakah dan bertanya pada Abdul Muthalib, “Wahai Kakek, bagaimana cara memerdekakan seorang budak?”


Meski agak kaget dengan pertanyaan cucunya, Abdul Muthalib menjelaskan bagaimana teknis memerdekakan budak dalam tradisi dan hukum yang berlalu saat itu.


Pagi-pagi pada hari berikutnya, Muhammad menarik Barakah menuju Ka’bah. Abdul Muthalib mengikutinya dari belakang.


Muhammad, seorang anak kecil yang usianya belum genap 5 tahun, berdiri di tangga dekat Ka’bah dan meneriakkan sebuah pengumuman:


“Aku Muhammad putra Abdullah, dengan restu dari kakekku, dengan ini menyatakan bahwa Barakah telah bebas, selayaknya angin, tidak lagi dibebani oleh ikatan paksa. Kalian yang hadir di sini menjadi saksi atas pernyataanku ini. Kuminta kalian memberi tahu siapa pun yang tak hadir di sini.”


Orang-orang ada yang kaget, mencibir, mengacuhkan. Tapi Barakah menangis terharu. Kemerdekaan yang direngut para pemberontak 20 tahun lalu, kini telah dikembalikan oleh seorang anak kecil, Muhammad sang Pembebas!


Sumber:

1. Muhammad Sang Pengubah Dunia, An Intimate Portrait karya Muhammad Jebara, Bentang Pustaka, 2022.

Iklan